Surabaya (Antara Jatim) - Kapolda Jatim Irjen Pol Anton Setiadji meminta semua pihak agar jangan memainkan kasus rusuh tambang emas di Tumpang Pitu, Banyuwangi (25/11), karena kasus yang menyebabkan empat korban luka itu berbeda dengan kasus Lumajang pada 26 September 2015.

"Nggak ada itu (kabar adanya anak kecil tertembak dalam kasus rusuh itu), karena itu jangan dimainkan, apalagi dikaitkan dengan Lumajang. Lumajang ya Lumajang, Banyuwangi ya Banyuwangi. Beda kasus," katanya setelah Shalat Jumat di Masjid Nurul Huda, Mapolda Jatim.

Oleh karena itu, Anton Setiadji meminta publik untuk tidak membesar-besarkan kasus tambang emas di Banyuwangi itu, apalagi mengaitkan dengan kasus tambang di Lumajang, karena penanganan kasusnya sudah sesuai prosedur.

"Polri sudah melakukan penyelidikan dan suasana di sana mulai kondusif," katanya merespons adanya korban luka tembak oleh anggota Polri terhadap warga penolak tambang emas di area tambang PT Bumi Suksesindo (BSI) di Tumpang Pitu, Kecamatan Pesanggrahan, Banyuwangi, 25 November 2015.

Menurut Kapolda Jatim, kasus rusuh di Banyuwangi berawal dari ketidakpuasan warga sekitar tambang, lalu Polres Banyuwangi berupaya melakukan mediasi antara PT BSI, warga, dan pemerintah kabupaten setempat.

"Sudah dimediasi, tapi warga masih tidak puas, lalu anarkis dan merusak. Ya, itu (merusak) yang kita tindak tegas," kata mantan Kapolres Banyuwangi itu.

Bahkan, pihaknya juga sudah meminta anak buahnya turun ke lapangan melakukan penyelidikan. "Saya juga minta cek, apakah perusahaan tambang di sana punya izin atau tidak. Informasinya sudah kantongi izin," katanya.

Terkait langkah antisipasi untuk selanjutnya, ia mengaku telah mengoordinasikan masalah perizinan pertambangan dengan Gubernur Jatim Soekarwo untuk mengantisipasi terulangnya kasus tambang emas di Tumpang Pitu, Banyuwangi (25/11) dan tambang pasir di Selok Awar-Awar, Lumajang (26/9).

"Kami sudah berkoordinasi terkait perizinan tambang agar pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat (Harkamtibmas) terjaga, sehingga kasus di Lumajang dan Banyuwangi tidak terulang," katanya. (*)

Pewarta: Edy M Yakub

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015