Banyuwangi (Antara Jatim) - Suasana di kawasan tambang emas Gunung Tumpang Pitu di Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis, mulai kondusif.

"Suasana mulai kondusif dan hari ini tidak ada demonstrasi warga di kawasan tambang yang berlokasi di sekitar Pulau Merah itu," kata Kapolres Banyuwangi, AKBP Bastoni Purnama saat dihubungi dari Banyuwangi.

Unjuk rasa yang digelar ratusan warga antitambang di sekitar lokasi tambang emas Tumpang Pitu pada Rabu (25/11) sore berakhir ricuh hingga menyebabkan tindakan anarkhis massa yang membakar sejumlah sarana milik pengelola tambang, bahkan dua warga tertembak peluru karet aparat kepolisian dan sejumlah personel Polres Banyuwangi juga mengalami luka-luka akibat lemparan batu dari massa.

Ia berharap situasi di kawasan sekitar tambang tersebut tetap kondusif karena sejumlah upaya negoisasi dan pendekatan sudah dilakukan berbagai pihak baik dari aparat kepolisian maupun pihak forum pimpinan daerah Banyuwangi.

"Meskipun kondusif, aparat kepolisian tetap berjaga di kawasan tambang emas milik PT Bumi Suksesindo (BSI) untuk mengantisipasi apabila ada hal-hal yang tidak diinginkan atau aksi massa susulan," tuturnya.

Polres Banyuwangi, lanjut dia, meminta bantuan Kepolisian Daerah Jawa Timur dan kepolisian resor di Kabupaten Bondowoso, Situbondo, dan Jember untuk membantu pengamanan di kawasan tambang Tumpang Pitu.

"Kami mendapat bantuan personel sebanyak tiga satuan setingkat kompi dari Brimob Polda Jatim, satu satuan setingkat kompi Dalmas Polda Jatim, dan masing-masing satu peleton dari Polres Jember, Bondowoso, dan Situbondo," paparnya.

Terkait dengan warga yang tertembak pada saat demonstrasi pada Rabu (25/11), Bastoni mengatakan dua warga terkena peluru karet saat anggota Brimob Polda Jatim mencoba menenangkan massa yang sudah bertindak anarkhis.

"Polres Banyuwangi sudah memberikan uang santunan kepada dua warga yang terkena peluru karet yakni Sunar terkena rekoset di telinga hingga menyebabkan lecet dan Rudiyanto mengalami luka tembak pada bagian kaki," katanya.

Tidak hanya warga yang mengalami luka akibat kerusuhan yang terjadi saat demonstrasi di kawasan tambang emas Tumpang Pitu, namun sejumlah anggota polisi juga mengalami luka-luka akibat lemparan batu dari massa.

"Ada beberapa personel yang mengalami luka-luka akibat lemparan batu dari massa, namun hanya satu anggota yang agak parah karena harus mendapat jahitan dan perawatan dari dokter yang berada di lokasi PT BSI," ujarnya.

Sementara salah seorang warga antitambang di Pesanggaran, Ahmad mengatakan suasana di sekitar lokasi tambang emas masih mencekam, namun warga berusaha untuk menahan diri pascakerusuhan yang terjadi pada Rabu (25/11).

"Kami hanya menuntut agar tambang emas di Tumpang Pitu tersebut ditutup karena merusak ekosistem kawasan pesisir Pantai Pulau Merah. Sejauh ini belum ada titik temu dengan pihak Pemkab Banyuwangi, aparat kepolisian dan PT BSI," katanya.(*)

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015