Surabaya (Antara Jatim) - Dinas Pendidikan (Disdik) Surabaya meluncurkan modul perlindungan anak berbasis sekolah, Setelah berjalan hampir empat tahun lamanya, program konselor sebaya yang pada awalnya bertujuan sebagai bentuk upaya penanganan terhadap permasalahan anak di Surabaya.

"Kini kita sudah memiliki sebuah modul pembelajaran yang nantinya akan diterapkan di sekolah. Modul yang berjudul Modul Perlindungan Anak Berbasis Sekolah akan menjadi pedoman fasilitator guru Bimbingan Konseling (BK)," kata Kepala Disdik Surabaya, Ikhsan dalam kegiatan Evaluasi Program Konselor Sebaya 2014 di Surabaya, Kamis.

Ikhsan menuturkan, program konselor sebaya yang dimulai pada tahun 2012 telah melatih 15.000 pelajar untuk menjadi konselor bagi teman sebayanya sendiri, kemudian program tersebut berkembang menjadi ekstrakurikuler konselor sebaya dimana guru BK turut terlibat didalamnya.

“Guru BK bukan sebagai polisi sekolah namun sebagai sahabat anak yang menyenangkan dan berharap kedepannya nanti program ini dapat dikembangkan para sentra per wilayah dan berkelanjutan untuk menjaga para generasi muda Surabaya dari pengaruh-pengaruh negatif," ujarnya .

Modul Perlindungan Anak Berbasis Sekolah yang memiliki tebal 152 halaman tersebut berisikan materi Pembentukan Kelompok Perlindungan Anak di Sekolah, Perkembangan Manusia, Kesadaran Dan Identitas Diri, Pengenalan Hak Anak.

Selain itu, juga berisikan beberapa materi Keterampilan Hubungan Antarindividu, Kreativitas Anak Masa Kini, Keterampilan Menghadapi Masalah, Gender dan Budaya Masyarakat, Menjaga Diri Tetap Sehat dan Persiapan Pengembangan Karier.

“Ada 10 Materi yang nantinya dapat digunakan sebagai pembelajaran guru BK terhadap ekstrakurikuler konselor sebaya di sekolah yang bertujuan membantu guru BK dalam melakukan deteksi dini kepada para siswa melalui konselor sebaya.," terangnya.
 
Mantan Kepala Bapemas dan KB tersebut menambahkan, guru BK nantinya memiliki partner dari 10 pelajar pelopor penggerak perubahan yang telah mendapatkan pin beberapa waktu lalu.

“Para siswa biasanya lebih terbuka kepada teman sebayanya untuk bercerita mengungkapkan sesuatu hal”, tutur Ikhsan.

Sementara itu, salah satu penulis modul, Didik YRP menyampaikan kedepannya modul-modul tersebut dapat dikembangkan dengan melihat tren yang berkembang nantinya, karena penanganan permasalahan anak secara komprehensif merupakan sebuah upaya dalam mencegah problematika negatif pelajar saat ini.

"Modul Pelatihan Perlindungan Anak Berbasis Sekolah diperuntukkan bagi guru BK dan murid SMP/MTs /SMA/MA/SMK melalui program konselor sebaya," tandasnya. (*)

Pewarta: Laily Widya Arisandhi

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015