Tulungagung (Antara Jatim) - Komandan Kodim 0807 Tulungagung Letkol Arm Brantas Suharyo memastikan seluruh rangkaian latihan mitigasi bencana berikut pembagian tugas selama simulasi menjadi prosedur tetap tim terpadu dalam melakukan penanggulangan bencana tsunami dan musibah laut lain berskala besar.
    
"Otomatis postur organisasi tim terpadu ini yang akan digunakan jika musibah atau bencana (tsunami), misal benar terjadi. Sebab simulasi bertujuan untuk melakukan pembagian peran sekaligus mendorong efektivitas," ujar Brantas di Tulungagung, Minggu.
    
Dalam struktur tim terpadu itu, dandim berperan sebagai penanggung jawab lapangan atau komandan lapangan.
    
Ia secara efektif memiliki kewenangan dalam melakukan langkah/tindakan kedaruratan saat bencana terjadi, setelah mendapat limpahan mandat dari kepala daerah selaku pimpinan wilayah.
    
"Seluruh fungsi akan dikerahkan sesuai tupoksi yang telah ditentukan dan disepakati bersama selama digelarnya simulasi kemarin," ujarnya.
    
Selain mendirikan pos komando tim terpadu penanggulangan bencana di sekitar lokasi bencana, sistem koordinasi antarfungsi dilakukan menggunakan fasilitas handy talky (HT) yang dipegang oleh masing-masing petugas.
    
Simulasi yang berlangsung lima hari itu selanjutnya dibagi dalam tiga kelompok tahapan, yakni tahap perencanaan dan rapat koordinasi di posko (gladi posko), tahap konijensi atau evakuasi warga dari daerah bencana, serta evakuasi korban di laut.
    
Pantauan Antara, semua tahapan dilakukan secara terstruktur dan saling terintegrasi.
    
Kendati sebagian masih melakukan latihan sembari bergurau sehingga tampak kurang serius, semua kegiatan dilalui sesuai rencana awal dalam gladi posko.
    
"Beberapa hal yang masih kurang kami perbaiki agar tujuan mitigasi dan penanggulangan dampak bencana bisa maksimal," ujarnya.
    
Ia berharap, terbentuknya tim terpadu penanggulangan bisa meminimalkan dampak yang ditimbulkan, terutama potensi jatuhnya korban jiwa maupun luka-luka.
    
"Namanya bencana, kita tidak bisa menghindari kemungkinan jatuhnya korban jiwa. Itu pasti, namun setidaknya harapan kita adalah menekan serendah mungkin potensi jatuhnya korban jiwa," ujarnya. (*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015