Malang (Antara Jatim) - Jumlah penerima beasiswa Bidik Misi di Universitas Brawijaya (UB) Malang pada tahun ini menurun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yakni hanya 980 mahasiswa, sedangkan tahun lalu sebanyak 1.200 mahasiswa.
Wakil Rektor III UB Malang, Jawa Timur, Prof Dr Arief Prajitno, Rabu, mengakui menurunnya jumlah penerima beasiswa Bidik Misi tersebut. "Penurunan jumlah tersebut bukan karena faktor internal kampus, melainkan kurangnya sosialisasi dari pihak Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek-Dikti) di SMA dan sederajat yang ada di daerah," katanya Arief di Malang.
Sosialisasi Bidik Misi tersebut, katanya, terkait waktu pendaftaran dan persyaratan administrasi bagi siswa-siswi kelas XII (3 SMA) sangat minim, bahkan terlambat diketahui. Sehingga mereka tidak bisa mendaftar dan memenuhi persyaratannya karena waktunya sangat mepet.
Minimnya informasi dan sosialisasi terkait beasiswa Bidik Misi tersebut, membuat Arief khawatir, sebab tidak menutup kemungkinan banyak siswa lulusan SMA yang sebenarnya mampu dan ingin kuliah, namun tidak bisa karena keterbatasan ekonomi. Sementara mereka tidak tersentuh informasi terkait beasiswa Bidik Misi tersebut.
Oleh karena itu, lanjutnya, ke depan pihaknya dan tim akademik akan terus berupaya menyosialisasikan berbagai bentuk beasiswa yang ada di PTN ke sekolah-sekolah di wilayah Jawa Timur agar siswa yang tidak mampu secara ekonomi tetap bisa melanjutkan pendidikan sesuai harapannya.
"Tahun ini mahasiswa Bidik Misi di UB hanya 980 orang dan tersebar di seluruh fakultas dan kami yakin mereka mampu menyelesaikan kuliahnya selama delapan semester (4 tahun) dengan indeks prestasi komulatif (IPK) memuaskan," ujarnya.
Sebelumnya (Selasa, 10/11) Menristek-Dikti M Nasir meminta para rektor untuk terus mengeavaluasi prestasi belajar para penerima bea siswa Bidik Misi tersebut. "Program beasiswa Bidik Misi ini merupakan program pemerintah untuk mencerdaskan anak bangsa di era globalisasi, sehingga harus dikawal, baik oleh Kemenristek-Dikti maupun kampus," katanya.
Sebab, katanya, evaluasi itu penting dilakukan untuk mengecek nilai akademis mahasiswa penerima Bidik Misi. "Kami juga akan terus 'gerilya' mencari mahasiswa yang tidak mampu dan berprestasi di seluruh wilayah Indonesia untuk mendapatkan beasiswa. Tahun ini targetnya 60 ribu mahasiswa dan tahun depan sebanyak 75 ribu mahasiswa penerima beasiswa ini," ucapnya.
Selain kuliah gratis, para penerima beasiswa Bidik Misi tersebut juga diberikan bantuan (tunjangan) sebesar Rp1 juta, namun bantuan sebesar Rp1 juta itu, 60 persen untuk masing-masing penerima dan 40 persen untuk lembaga (kampus).(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
Wakil Rektor III UB Malang, Jawa Timur, Prof Dr Arief Prajitno, Rabu, mengakui menurunnya jumlah penerima beasiswa Bidik Misi tersebut. "Penurunan jumlah tersebut bukan karena faktor internal kampus, melainkan kurangnya sosialisasi dari pihak Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek-Dikti) di SMA dan sederajat yang ada di daerah," katanya Arief di Malang.
Sosialisasi Bidik Misi tersebut, katanya, terkait waktu pendaftaran dan persyaratan administrasi bagi siswa-siswi kelas XII (3 SMA) sangat minim, bahkan terlambat diketahui. Sehingga mereka tidak bisa mendaftar dan memenuhi persyaratannya karena waktunya sangat mepet.
Minimnya informasi dan sosialisasi terkait beasiswa Bidik Misi tersebut, membuat Arief khawatir, sebab tidak menutup kemungkinan banyak siswa lulusan SMA yang sebenarnya mampu dan ingin kuliah, namun tidak bisa karena keterbatasan ekonomi. Sementara mereka tidak tersentuh informasi terkait beasiswa Bidik Misi tersebut.
Oleh karena itu, lanjutnya, ke depan pihaknya dan tim akademik akan terus berupaya menyosialisasikan berbagai bentuk beasiswa yang ada di PTN ke sekolah-sekolah di wilayah Jawa Timur agar siswa yang tidak mampu secara ekonomi tetap bisa melanjutkan pendidikan sesuai harapannya.
"Tahun ini mahasiswa Bidik Misi di UB hanya 980 orang dan tersebar di seluruh fakultas dan kami yakin mereka mampu menyelesaikan kuliahnya selama delapan semester (4 tahun) dengan indeks prestasi komulatif (IPK) memuaskan," ujarnya.
Sebelumnya (Selasa, 10/11) Menristek-Dikti M Nasir meminta para rektor untuk terus mengeavaluasi prestasi belajar para penerima bea siswa Bidik Misi tersebut. "Program beasiswa Bidik Misi ini merupakan program pemerintah untuk mencerdaskan anak bangsa di era globalisasi, sehingga harus dikawal, baik oleh Kemenristek-Dikti maupun kampus," katanya.
Sebab, katanya, evaluasi itu penting dilakukan untuk mengecek nilai akademis mahasiswa penerima Bidik Misi. "Kami juga akan terus 'gerilya' mencari mahasiswa yang tidak mampu dan berprestasi di seluruh wilayah Indonesia untuk mendapatkan beasiswa. Tahun ini targetnya 60 ribu mahasiswa dan tahun depan sebanyak 75 ribu mahasiswa penerima beasiswa ini," ucapnya.
Selain kuliah gratis, para penerima beasiswa Bidik Misi tersebut juga diberikan bantuan (tunjangan) sebesar Rp1 juta, namun bantuan sebesar Rp1 juta itu, 60 persen untuk masing-masing penerima dan 40 persen untuk lembaga (kampus).(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015