Surabaya (Antara Jatim) - Penjabat (Pj) Wali Kota Surabaya Nurwiyatno mengingatkan para pelajar SD hingga SMA akan perjuangan para pahlawan melalui sekolah kebangsaan yang digelar pemerintah kota di Taman Jayengrono, Jumat.
    
"Tugas para pelajar dalam meneruskan perjuangan para pahlawan adalah dengan cara belajar giat di sekolah. Karena sekolah adalah sarana untuk meneruskan perjuangan. Banyak budaya asing yang masuk dengan mudah, mengajarkan hal–hal baru, namun belum tentu baik bagi kita," kata Pj Wali Kota Surabaya Nurwiyatno saat memberi materi di sekolah kebangsaan.
    
Sekolah Kebangsaan sebagai salah satu rangkaian Peringatan Hari Pahlawan 10 Nopember. Acara ini dihadiri para pelajar Kota Surabaya, dari tingkatan Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA).
    
Tujuan dari acara ini adalahh untuk kembali mengenang sekaligus belajar tentang sejarah perjuangan di Kota Surabaya, serta meneladani sikap patriotisme para pahlawan.
    
Konsep kegiatan sekolah kebangsaan, dikemas layaknya aktifitas belajar mengajar. Penjabat (Pj) Wali Kota Surabaya, Nurwiyatno, ditemani para veteran saling bergantian dalam memberikan materi. Lokasi yang dipilih pun, merupakan tempat-tempat yang sarat akan nilai sejarah.
    
Pj Wali Kota menjelaskan, dipilihnya Taman Jayengrono karena, taman ini dibangun untuk mengenang semangat para perjuangan Arek–Arek Suroboyo pada pertempuran dahsyat  di kawasan Jembatan Merah.
    
Setelah PJ Wali kota menyampaikan nasihat, tiba giliran Purnawirawan Kapten Supardi dari Legiun Veteran Repulik Indonesia. Dengan semangat berapi-api, Supardi menjelaskan tentang sejarah pertempuran di jembatan merah dan bagaimana AWS Mallaby tewas.
    
Sehingga, lanjut dia, membuat pasukan sekutu mengeluarkan ultimatum kepada pasukan Indonesia di Surabaya pada tanggal 9 November 1945 agar menyerahkan senjata tanpa syarat, dan pada tanggal 10 November 1945 pecahlah Pertempuran 10 November karena pihak Indonesia tidak menghiraukan ultimatum ini.
    
Pada sesi tanya jawab, Putri Fifiana Kusuma Ningrum dari SMPN 5 menyempatkan menanyakan tentang bagaimana cara pahlawan yang meninggal, namun tidak diketahui identitasnya dikebumikan.  
    
Supardi menjelaskan, jika pahlawan yang meninggal tak memiliki identitias, maka akan dikebumikan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kusuma Bangsa dan 10 November di Jalan Mayjen Sungkono.
    
"Jika kalian datang ke TMP Kusuma Bangsa, maka pada bagian belakang makan, ada zona yang berisikan makam pahlawan tanpa identitas. Tak hanya pahlawan, tentara sekutu yang tidak diketahui identitasnya juga dimakamkan dengan cara yang manusiawi di TMP Moro Krembangan," Jawab Supardi. (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015