Surabaya (Antara Jatim) - Calon Wali Kota Surabaya petahana Tri Rismaharini melakukan petemuan dengan salah satu putra Pahlawan Nasional Bung Tomo, Bambang Sulistomo jelang peringatan Hari Pahlawan 10 November di Taman Bungkul, Minggu.
    
Bambang  Sulistomo mengatakan pertemuan dengan turut dihadiri para anak muda yang tergabung dalam Karang Taruna tersebut tidak ada kaitannya dengan Pilkada Surabaya 2015.
    
"Saya yang mengajak bu Risma untuk bertemu," katanya.
    
Meski bersama Risma, Bambang Sulistomo enggan menyebutkan siapa yang didukung pada Pilkada Surabaya, 9 Desember mendatang. "Saya tidak boleh nyinggung dukung siapa, belum waktunya sekarang ini," katanya.
    
Namun demikian, dia sempat menyampaikan pesan secara tersirat terkait calon pemimpin yang pantas didukung. "Sopo sing cinta Surabaya dan sopo sing ketok mbangun Suroboyo, iku sing bener (siapa yang cinta Surabaya, dan siapa yang kelihatan membangun Surabaya, itu yang benar)," katanya.
    
Pria yang juga Ketua Seduluran Surabaya ini mengajak masyarakat terus membangun Kota Pahlawan ini, meski  latar belakang ekonomi, pendidikan dan sosial berbeda.
    
"Saya ingin masyarakat tetap melanjutkan pembangunan Kota Surabaya," katanya.
    
Dia menjelaskan sebagai Kota Metropolitan dengan penduduknya yang mencapai 3 juta, masalah yang dihadapi Surabaya tentu juga cukup kompleks. Dengan besarnya jumlah penduduk, Bambang mengharapkan masyarakat Surabaya tidak terpecah belah, tidak mementingkan dirinya sendiri, dan membangun kebersamaan.
    
"Susah bangun Surabaya, untuk itu jangan mementingkan diri sendiri," kata pejabat Kementerian Kesehatan tersebut.
    
Bambang juga berharap, Pemerintah Kota Surabaya menyediakan sejumlah  tempat bagi anak muda untuk beraktivitas dan berkreasi, seperti Taman Bungkul karena masa depan Surabaya terletak pada kalangan mudanya.
    
Sementara itu, Tri Rismaharini di acara yang juga dihadiri Ketua DPRD Kota Surabaya Armuji itu mengaku sudah kenal dengan putra Bung Tomo tersebut sejak lama. Kebetulan, ayah cawali yang diusung PDI Perjuangan di Pilkada Surabaya itu adalah adik kelas Bung tomo sewaktu sekolah.
    
Risma mengaku orang tuanya seringkali bercerita tentang Bung Tomo dan peristiwa 10 November kepadanya. Karena itu, agar semangat juang para generasi muda tetap terjaga, dia membuat Sekolah Kebangsaan.
    
"Bapak selalu cerita peristiwa 10 November, untuk itulah kenapa saya buat Sekolah Kebangsaan," katanya.
    
Risma menyatakan pertemuan dengan kalangan muda Surabaya memang bertujuan untuk memberi dorongan kepada mereka. Hal itu diperlukan, agar kalangan muda siap menyomngsong  era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
    
"Saya ingin Cak Bambang (Bambang Sulistomo) bercerita bagaimana semangat perjuangan. Itu harus terus didorong supaya mereka siap menghadapi MEA," tuturnya.
    
Dia juga berharap warga Surabaya terutama kalangan muda mempunyai semangat juang tinggi dan pantang menyerah. Hal ini dikarenakan model penjajahan di masa mendatang berupa penjajahan di bidang ekonomi.
    
"Kita jangan sampai kalah. Kasihan Bung Tomo, para pejuang dan rakyat semuanya," kata Risma.
    
Cawali yang berpasangan dengan Calon Wakil Wali Kota Whisnu Sakti Buana itu menambahkan, sebagai kota terbesar kedua setelah Jakarta, Surabaya terus menunjukkan kemajuan. Surabaya juga masih bisa mempertahankan kawasan–kawasan perkampungan asli.
    
"Kampung-kampung di Surabaya masih utuh. Sedang di daerah lain sudah banyak yang tergusur," katanya.
    
Untuk membangkitkan kawasan perkampungan, pemkot di masa pemerintahannya telah membentuk berbagai kampung dengan karakteristik tersendiri.
    
"Ada kampung pendidikan, kampung lingkungan dan sebagainya. Kita bangkitkan semangat kampung dengan harapan menjadi destinasi wisata. Karena di negara lain sudah tidak ada," jelasnya. (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015