Pamekasan (Antara Jatim) - Bupati Pamekasan, Jawa Timur Achmad Syafii menjanjikan bantuan kepada para pedagang korban kebakara pasar tradisonal Kolpajung yang terjadi, Jumat (9/10) sekitar pukul 03.30 WIB.

"Insya Allah akan ada bantuan, walaupun sekadarnya," kata Achmad Syafii di Pamekasan, Sabtu.

Ia menyatakan, dirinya akan berkoordinasi dengan dinas teknis, baik dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) maupun dengan Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset (BPKA) terkait rencana itu.

Hal itu dilakukan untuk mengetahui kondisi keuangan daerah, mengingat dana yang tersedia pada APBD Pamekasan sangat terbatas.

"Makanya, kita rapatkan dulu terkait rencana ini. Anggaran di Pamekasan ini kan sangat terbatas," kata bupati.

Bupati juga mengaku prihatin adanya aksi penjarahan dan kasus pencurian yang terjadi saat musibah kebakaran berlangsung.

Sedikitnya 150 kios di Pasar Tradisional Kolpajung, Pamekasan, Pulau Madura, Jawa Timur, Jumat (9/10) pagi sekitar pukul 03.50 WIB terbakar dan api baru dapat dipadamkan tiga jam kemudian.

Api berhasil dipadamkan setelah tujuh unit mobil pemadam kebakaran diterjunkah ke lokasi kebakaran guna memadamkan kobaran api.

Tidak ada korban jiwa dalam musibah kebakaran itu, namun menurut perkiraan, kerugian material ditaksir mencapai Rp900 juta.

Akibat musibah kebakaran ini, sebagian pedagang terpaksa berpindah berjualan di Pasar Sedangdang, yakni pasar tempat pedagang kali lima (PKL) di laham milik Kodim 0826 Pamekasan yang terletak sekitar 300 meter ke arah selatan Pasar Kolpajung.

Saat kejadian, Bupati Pamekasan Achmad Syafii bersama Kapolres AKBP Sugeng Munta dan Komandan Kodim 0826 Pamekasan memantau secara langsung ke lokasi kebakaran.

Berdasarkan cacatan Antara, kebakaran yang terjadi di Pasar Tradisional Polowijo Kolpajung, Pamekasan kali ini merupakan kali keenam selama Januari hingga Oktober 2015.

Pada 30 Mei 2015, sebuah rumah toko di Jalan Raya Desa Bandaran, Kecamatan Tlanakan, Kabupaten Pamekasan, terbakar akibat sambungan arus pendek listrik dengan jumlah Kerugian material mencapai Rp2 miliar.

Selanjutnya, pada Juli 2015, pondok pesantren An-Nidom di Dusun Bujudan, Desa Pamoroh, Kecamatan Kadur, Pamekasan juga terbakar. Sebanyak enam lokal pondok hangus dilalap di jago merah dan penyebab kebakaran karena sambungan arus pendek listrik.

Pada Agustus 2015 kebakaran juga terjadi di Desa Jalmak, Kecamatan Kota, Pamekasan, yakni sebuah dapur milik warga bernama Sariti di desa itu.

Berikutnya kebakaran juga terjadi di Pondok Pesantren Darul Karomah di Desa Larangan Luar, Kecamatan Larangan, Pamekasan. Penyebab kebakaran karena sambungan pendek arus listrik.

Pada 8 OKtober 2015, rumah warga bernama  Abd Halim alias Pak Salla, di Dusun Sumber Waru, Desa Sumber Waru, Kecamatan Waru, sekitar 45 kilometer kearah utara Kota Pamekasan juga terbakar dan kerugian material akibat musibah kebakaran itu ditaksir mencapai Rp50 juta. (*)

Pewarta: Abd. Azis

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015