Surabaya (Antara Jatim) - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya menyabet posisi 3-4 dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-XXVIII di Universitas Halu Oleo, Kendari, 5-8 Oktober 2015.
Informasi dari Humas ITS dan Unair yang diterima Antara di Surabaya, Jumat, menyebutkan ITS meraih posisi ketiga dalam ajang ilmiah tahunan yang diikuti 120 perguruan tinggi itu, sedangkan Unair menempati posisi keempat.
Pada PIMNAS 2015, posisi pertama ditempati oleh Universitas Brawijaya, disusul Universitas Gadjah Mada, dan ketiga ditempati oleh Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.
"Alhamdulillah, saya senang sekali rasanya, karena tim Unair berhasil menempati peringkat keempat," kata tim pendamping kemahasiswaan Unair yang mendampingi kedua kelompok peraih emas, Dr drg Prihartini Widiyanti M.Kes S.Bio CCD.
Selain kemauan yang keras demi performa terbaik, ada banyak sekali rintangan di lapangan dan perdebatan substansi, namun tim menetapkan dan mengawal target dengan upaya terbaik.
Pengajar Teknobiomedik, Fakultas Sains dan Teknologi, Unair itu mengatakan Unair dalam PIMNAS tahun 2013 menduduki peringkat kedua. Pada tahun 2014, Unair menduduki peringkat lima besar, dan pada tahun 2015, Unair berada pada posisi keempat.
Senada dengan itu, Kepala Lembaga Pengembangan Pendidikan, Kemahasiswaan dan Hubungan Alumni (LP2KHA) ITS, Dr Ir Bambang Sampurno MT, mengaku hasil yang dicapai ITS itu sudah sesuai dengan perkiraannya.
"Perkiraan kita adalah ITS berada di posisi lima teratas. Hanya saja, kita kecolongan oleh pendatang baru, sehingga kita harus turun satu peringkat dibandingkan tahun sebelumnya," ucapnya.
Menyikapi hal itu, Bambang yang juga dosen D3 Teknik Mesin ITS itu mengungkapkan ITS harus mengubah sistem pembimbingan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) ke depan.
"Untuk Pimnas kali ini, kontingen ITS masih belum memaksimalkan waktu yang ada. Meski waktu sudah diperpanjang, tetap saja ada tim yang mengunggah data di waktu terakhir, bahkan untuk pelaksanaan Pimnas pun, persiapan dilakukan di hari-hari terakhir," tuturnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
Informasi dari Humas ITS dan Unair yang diterima Antara di Surabaya, Jumat, menyebutkan ITS meraih posisi ketiga dalam ajang ilmiah tahunan yang diikuti 120 perguruan tinggi itu, sedangkan Unair menempati posisi keempat.
Pada PIMNAS 2015, posisi pertama ditempati oleh Universitas Brawijaya, disusul Universitas Gadjah Mada, dan ketiga ditempati oleh Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.
"Alhamdulillah, saya senang sekali rasanya, karena tim Unair berhasil menempati peringkat keempat," kata tim pendamping kemahasiswaan Unair yang mendampingi kedua kelompok peraih emas, Dr drg Prihartini Widiyanti M.Kes S.Bio CCD.
Selain kemauan yang keras demi performa terbaik, ada banyak sekali rintangan di lapangan dan perdebatan substansi, namun tim menetapkan dan mengawal target dengan upaya terbaik.
Pengajar Teknobiomedik, Fakultas Sains dan Teknologi, Unair itu mengatakan Unair dalam PIMNAS tahun 2013 menduduki peringkat kedua. Pada tahun 2014, Unair menduduki peringkat lima besar, dan pada tahun 2015, Unair berada pada posisi keempat.
Senada dengan itu, Kepala Lembaga Pengembangan Pendidikan, Kemahasiswaan dan Hubungan Alumni (LP2KHA) ITS, Dr Ir Bambang Sampurno MT, mengaku hasil yang dicapai ITS itu sudah sesuai dengan perkiraannya.
"Perkiraan kita adalah ITS berada di posisi lima teratas. Hanya saja, kita kecolongan oleh pendatang baru, sehingga kita harus turun satu peringkat dibandingkan tahun sebelumnya," ucapnya.
Menyikapi hal itu, Bambang yang juga dosen D3 Teknik Mesin ITS itu mengungkapkan ITS harus mengubah sistem pembimbingan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) ke depan.
"Untuk Pimnas kali ini, kontingen ITS masih belum memaksimalkan waktu yang ada. Meski waktu sudah diperpanjang, tetap saja ada tim yang mengunggah data di waktu terakhir, bahkan untuk pelaksanaan Pimnas pun, persiapan dilakukan di hari-hari terakhir," tuturnya. (*)
Editor : Chandra Hamdani Noer
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015