Surabaya (Antara Jatim) - Progres pembangunan box culvert Banyuurip, Kota Surabaya dengan total panjang mencapai 13.850 meter sudah hampir separuh jalan atau yang sudah rampung dikerjakan sepanjang 6.700 meter, yakni dari Girilaya hingga Manukan.
    
"Sisanya, dari Manukan hingga kantor kelurahan Benowo (pertigaan Jl. Singapura) masih dalam tahap pengerjaan oleh pemerintah pusat," kata Kepala Dinas PU Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) Surabaya Erna Purnawati di Surabaya, Selasa.
    
Menurut dia, jumlah box culvert yang dipasang bervariatif antara 2 dan 3 buah. Adapun yang paling sulit pengerjaannya adalah box culvert di area Simojawar sampai sungai Balong (bundaran Margomulyo). Sebab, di lokasi tersebut membutuhkan pemasangan 3 buah box culvert sekaligus.
    
Erna mengatakan sejak awal proyek box culvert hingga sekarang, pihaknya telah membebaskan 650 persil lahan. "Semua masalah pembebasan lahan sudah beres. Sekarang tinggal meneruskan pembangunan box culvert sampai kantor Kelurahan Benowo," katanya.
    
Pengerjaan proyek box culvert Banyuurip dibagi dalam beberapa tahapan. Untuk tahapan yang saat ini dikerjakan yaitu dari sungai Balong sampai Sikatan dengan panjang lebih kurang 625 meter.
    
Berdasar pantauan DPUBMP Surabaya, progres fisik pada tahapan tersebut per September 2015 mencapai 65 persen. Selanjutnya, kataErna, pengerjaan box culvert ke arah Kelurahan Benowo akan kembali menggunakan 2 cell.
    
Dengan demikian, lanjut dia, tidak diperlukan pembebasan lahan karena pengerjaan fisik hanya akan dilakukan di atas saluran/sungai yang saat ini sudah ada. "Pemkot mungkin hanya akan mengganti warung-warung dan jembatan-jembatan penghubung yang terdampak pembangunan box culvert," katanya.
    
Untuk diketahui, Pemkot Surabaya memang tengah menerapkan konsep konversi saluran irigasi menjadi saluran drainase. Pada mulanya, saluran air di kawasan Banyuurip merupakan saluran irigasi dengan tujuan mengairi lahan-lahan persawahan di sekitarnya.
    
Itulah sebabnya, posisi saluran air lebih tinggi dari jalan maupun permukiman warga. Kondisi tersebut menjadikan Banyuurip sebagai kawasan rentan banjir saat musim penghujan tiba.
    
Akhirnya, Pemkot memutuskan untuk merombak total fungsi saluran air di Banyuurip menjadi saluran drainase. Fungsinya jelas, bukan lagi mengairi areal sekitar, melainkan lebih kepada tempat tampungan air karena posisi saluran sudah tidak lagi lebih tinggi dari jalan.
    
Kabid Perancangan dan Pemanfaatan DPUBMP Surabaya Ganjar Siswo Pramono, menuturkan, box culvert mempunyai fungsi ganda yakni untuk menambah kapasitas jalan sekaligus antisipasi banjir. Dengan kedalaman 6 meter dan lebar mencapai 12 meter (untuk 3 cell berjajar), box culvert mampu menampung volume air dalam jumlah banyak.
    
"Daya tampung air jelas lebih besar dibanding saat masih berupa saluran irigasi," katanya.
    
Untuk pembersihan saluran, DPUBMP menggunakan alat mini dozer dan mini ekskavator guna memudahkan proses pengambilan sampah dari dalam box culvert.
    
Jika sudah selesai sepenuhnya, proyek box culvert Banyuurip dipandang mampu mengurai kepadatan lalu lintas metropolis. Jalan tersebut berfungsi sebagai penghubung ke area Surabaya Barat serta akses dari dan menuju Pelabuhan Teluk Lamong.  (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Akhmad Munir


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015