Madiun (Antara Jatim) - Komunitas pecinta olahraga lari yang tergabung dalam "Indorunners
Regional Madiun", Jawa Timur merayakan Hari Batik Nasional yang
diperingati setiap tanggal 2 Oktober dengan berlari sejauh 5 kilometer
di kota setempat sambil menggunakan atribut batik.
Kegiatan tersebut diikuti oleh sekitar 35 pelari yang menggunakan atribut seperti celana pendek, kemeja, kaos, syal, blangkon, dan lainnya yang bercorak batik, pada malam tadi, Kamis 1 Oktober.
"Komunitas kami memang melakukan olahraga lari pada malam hari setiap hari Kamis. Kebetulan besoknya bertepatan dengan Hari Batik, makanya kami menggunakan atribut batik dan kegiatan kami ini disebut `batik run`," ujar Koordinator Indorunners Madiun, Qadar Muntaha, Jumat.
Menurut dia, kegiatan batik run tersebut merupakan bentuk apresiasi komunitasnya terhadap kecintaan dan kebanggaan terhadap batik Indonesia yang telah diakui dunia.
Kegiatan serupa juga dilakukan oleh komunitas Indorunners lainnya dari wilayah Aceh hingga Papua di kotanya masing-masing.
Ia menambahkan, lari dengan menggunakan atribut batik, bukan kali pertama dilakukan oleh Indorunners. Sebelumnya di tahun 2011 juga pernah dilakukan.
"Berlari menggunakan batik, pertama kali diadakan pada 2 Oktober tahun 2011. Kegiatan itu sebagai bentuk kecintaan kami terhadap batik Indonesia. Bahkan, malam ini, sebanyak 34 regional Indorunners di seluruh Indonesia melakukan "batik run" berkeliling kota di regional masing-masing," terangnya.
Ia menegaskan, setelah batik Indonesia diakui dunia sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan nonbendawi oleh UNESCO di tahun 2009, kalangan muda tidak perlu lagi malu menggunakan batik.
"Mengapa harus malu menggunakan batik yang menjadi budaya kita sendiri? Dengan menggunakan batik berarti kita ikut menjaga budaya batik berkembang di masyarakat," tegasnya.
Sementara, Indorunners sendiri merupakan komunitas pecinta olahraga lari yang dilakukan setiap hari Kamis malam hari sepanjang 5 kilometer. Waktu malam dipilih karena saat pagi hingga sore, masyarakat cenderung sibuk dengan aktivitas kerja. Adapun anggotanya berasal dari berbagai kalangan dan profesi.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
Kegiatan tersebut diikuti oleh sekitar 35 pelari yang menggunakan atribut seperti celana pendek, kemeja, kaos, syal, blangkon, dan lainnya yang bercorak batik, pada malam tadi, Kamis 1 Oktober.
"Komunitas kami memang melakukan olahraga lari pada malam hari setiap hari Kamis. Kebetulan besoknya bertepatan dengan Hari Batik, makanya kami menggunakan atribut batik dan kegiatan kami ini disebut `batik run`," ujar Koordinator Indorunners Madiun, Qadar Muntaha, Jumat.
Menurut dia, kegiatan batik run tersebut merupakan bentuk apresiasi komunitasnya terhadap kecintaan dan kebanggaan terhadap batik Indonesia yang telah diakui dunia.
Kegiatan serupa juga dilakukan oleh komunitas Indorunners lainnya dari wilayah Aceh hingga Papua di kotanya masing-masing.
Ia menambahkan, lari dengan menggunakan atribut batik, bukan kali pertama dilakukan oleh Indorunners. Sebelumnya di tahun 2011 juga pernah dilakukan.
"Berlari menggunakan batik, pertama kali diadakan pada 2 Oktober tahun 2011. Kegiatan itu sebagai bentuk kecintaan kami terhadap batik Indonesia. Bahkan, malam ini, sebanyak 34 regional Indorunners di seluruh Indonesia melakukan "batik run" berkeliling kota di regional masing-masing," terangnya.
Ia menegaskan, setelah batik Indonesia diakui dunia sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan nonbendawi oleh UNESCO di tahun 2009, kalangan muda tidak perlu lagi malu menggunakan batik.
"Mengapa harus malu menggunakan batik yang menjadi budaya kita sendiri? Dengan menggunakan batik berarti kita ikut menjaga budaya batik berkembang di masyarakat," tegasnya.
Sementara, Indorunners sendiri merupakan komunitas pecinta olahraga lari yang dilakukan setiap hari Kamis malam hari sepanjang 5 kilometer. Waktu malam dipilih karena saat pagi hingga sore, masyarakat cenderung sibuk dengan aktivitas kerja. Adapun anggotanya berasal dari berbagai kalangan dan profesi.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015