Surabaya (Antara Jatim) - Sopir angkutan kota (angkot) F jurusan Joyoboyo-Pegirikan menolak disebut sudah memberikan dukungan kepada pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya Rasiyo-Lucy Kurniasari.
    
"Para sopir Line F menolak dikatakan sudah mendukung pasangan tersebut," kata Ketua Paguyuaban Sopir Line F, Abdul Manaf kepada wartawan di Surabaya, Rabu.
    
Diketahui Rasiyo sebelumnya sempat menyambangi Terminal Joyoboyo dan memasang stiker di sejumlah angkutan kota sebagai bentuk dukungan terhadap pasangan tersebut. Namun, hal itu dibantah para sopir yang tergabung dalam Paguyuban Sopir Line F.
    
Abdul Manaf menuturkan, pihaknya tidak pernah diajak biacara mengenai aksi dukungan tersebut. Untuk itu, para sopir Line F menolak dikatakan sudah mendukung pasangan tersebut.
    
"Kami melambaikan tangan dengan lima jari terbuka, itu artinya kami belum memberikan dukungan," ujarnya Koodrinator Angkot dan Becak Surabaya, Hari Sumaryono.
    
Hari Sumaryono yang merupakan salah satu tim pemenangan pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf saat Pilgub Jatim mengakui tidak semua paguyuban sopir angkot mendukung pasangan tersebut.
    
Alasanya, kata dia, tidak ada komunikasi yang baik antara tim pemenangan pasangan Rasio-Lucy dengan masyarakat yang menjadi basis suara. "Terus terang kami kecewa, tim Rasio-Lucy belum kompak," katanya.
    
Hari mengatakan, terjadi saling serobot antartim pemenangan di internal pasangan Rasio-Lucy sehingga terjadi saling tabrakan. Dia menyontohkan, pemasangan stiker di Terminal Joyoboyo tidak ada komunikasi dengan pihaknya.
    
"Saya yang diserahi mandat untuk menangani para sopir angkot dan tukang becak tidak diajak bicara. Ingat, Pakde (Gubernur Jatim Soekarwo) dan Rasio waktu Pilgub Jatim itu sudah satu paket, jika satunya jadi Gubernur maka Pak Rasiyo jadi Sekda Pemprov Jatim, dan saya yang diserahi mandat untuk menangani Paguyuban Sopir Angkot dan Becak, tapi mereka main serobot," katanya.
    
Dia mengaku tidak pernah diajak bicara dengan tim Rasio-Lucy untuk menggarap para sopir angkot dan tukang becak. "Makanya, mereka sengaja memasang lima jari sebagai bentuk penolakan dukungan," ujarnya. (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015