Surabaya (Antara Jatim) - Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya menilai penandatanganan kerja sama (PKS) proyek angkutan massal cepat (AMC) antara Pemkot Surabaya, Kementerian Perhubungan dan PT. Kereta Api (KA) pada Rabu (23/9) bisa mempercepat pelaksanaan AMC, khususnya trem.
    
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya Agus Imam Sonhaji, di Surabaya, Kamis, mengatakan PKS tersebut mampu mempercepat pelaksanaan proyek. Sebab, dengan adanya PKS, pembagian tugas antar-instansi menjadi lebih detail dan komprehensif.
    
"Berbagai upaya pengkajian dan pematangan rencana proyek trem dibahas detail agar di kemudian hari tidak ada masalah pasca-pembangunan," katanya.
    
Adapun yang menjadi domain kemenhub adalah menyediakan anggaran sekaligus melaksanakan pembangunan proyek menggunakan APBN. Sementara PT. KA kebagian tugas menyiapkan lahan untuk depo trem serta pengoperasionalan moda transportasi tersebut.
    
Sedangkan hal-hal yang sifatnya membantu kelancaran pembangunan akan disupport oleh pemkot. Hal itu sebagai tindak lanjut MoU yang diteken pada 28 April lalu.
    
Agus menampik jika progres pembangunan trem berjalan lambat. Sejak pertemuan dengan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan pada 23 November 2013, pemkot secara intens terlibat dalam rapat koordinasi yang melibatkan satker kemenhub di Surabaya dan PT. KA.
    
Hal-hal yang dibahas meliputi pematangan trase pembahasan mekanisme tiket, penyiapan lahan, termasuk pemantapan naskah PKS yang akan ditandatangani nanti.
    
Tak hanya itu, lanjut dia, dengan menggandeng perguruan tinggi, pemkot juga telah menelusuri kembali jalur trem lama di Surabaya dengan alat ground penetrating radar (GPR). Semua itu menjadi suatu kesatuan pemantapan proyek trem.
    
"Berbagai upaya pengkajian dan pematangan rencana proyek trem dibahas detail agar di kemudian hari tidak ada masalah pasca-pembangunan," katanya.
    
Ia memperkirakan setelah PKS, anggaran Rp124 miliar yang ada di Kemenhub dapat difokuskan pada penyelesaian "detail engineering desain" (DED). Dengan demikian, lelang fisik dapat dimulai akhir tahun ini atau setidaknya awal tahun depan.     

Proses lelang diprediksi memakan waktu dua bulan. Setelah itu, pembangunan trem dapat dilaksanakan. Agus melanjutkan, pengembangan angkutan trem akan dilakukan secara bertahap.
    
Tahap pertama, pengembangan angkutan massal ini dimulai dari depo trem lama di Bumiharjo, Joyoboyo melewati Jl. Raya Darmo hingga ke utara sampai persimpangan Jl. Indrapura – Jl. Rajawali. Di sepanjang jalur tersebut akan dibangun titik-titik halte/shelter yang letaknya strategis dengan pusat kegiatan masyarakat metropolis.
    
Selanjutnya, pada tahap kedua, rencana pengembangan trem ini akan diintegrasikan dengan Pelabuhan Tanjung Perak. Bahkan, kata Agus, ada pula rencana cadangan yang melanjutkan pengembangan trem hingga Terminal Purabaya via frontage road Ahmad Yani sisi barat.
    
"Kalau rencana itu jadi terealisasi, warga dari Sidoarjo bisa memarkir kendaraan pribadinya di Terminal Purabaya. Setelah itu melanjutkan perjalanan dengan trem menuju pusat kota Surabaya. Dengan begitu, beban jalan akan kendaraan pribadi dapat tereduksi," katanya.
    
Lebih jauh, pria kelahiran Kediri ini memaparkan sejumlah keunggulan moda transportasi massal trem. Antara lain, mampu menampung penumpang dalam jumlah banyak sekali jalan.
    
Trem juga dipandang sebagai sarana transportasi yang ramah lingkungan karena rencananya, trem di Kota Pahlawan dioperasikan dengan tenaga listrik. Di samping itu, ketepatan waktu menjadi keunggulan utama trem. (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015