Sumenep (Antara Jatim) - Dinas Peternakan (Disnak) Kabupaten Sumenep menyatakan belum menemukan penyakit hewan ternak, utamanya sapi dan kambing, yang berbahaya, menjelang Hari Raya Idul Adha 2015.
"Kami pun belum menerima laporan maupun informasi dari warga tentang adanya hewan ternak yang mengidap penyakit berbahaya, seperti 'keluron' atau keguguran yang menular," kata Kepala Disnak Sumenep, Arif Rusdi di Sumenep, Jawa Timur, Rabu.
Ia menjelaskan, sejak beberapa pekan lalu, pihaknya melalui jajarannya memang mengintensifkan pemantauan kesehatan hewan ternak menjelang Hari Raya Idul Adha.
Kegiatan rutin yang diintensifkan itu untuk memastikan hewan ternak, utamanya sapi dan kambing, di Sumenep, tidak mengidap penyakit berbahaya sebelum disembelih untuk kepentingan kurban.
"Ini untuk memastikan daging dari sapi maupun kambing yang disembelih sebagai hewan kurban itu sehat dan layak dikonsumsi," ujarnya, menerangkan.
Di Sumenep, kata dia, hewan ternak yang biasanya disembelih oleh warga untuk kurban adalah sapi dan kambing.
Oleh karena itu, Disnak Sumenep lebih fokus memantau kesehatan sapi dan kambing di pasar hewan maupun tempat penjualan hewan khusus kurban yang biasanya marak menjelang Hari Raya Idul Adha.
"Kalau di rumah potong hewan (RPH), petugas kami dipastikan lebih dulu mengecek kesehatan hewan ternak yang akan disembelih. Hingga sekarang, belum ada laporan adanya penyakit hewan ternak berbahaya dari staf kami di lima RPH," ucapnya.
Arif juga mengemukakan, stok sapi dan kambing maupun dagingnya di Sumenep selama masa Hari Raya Idul Adha tidak akan mengalami kekurangan.
"Untuk stok, kami jamin tidak akan pernah kekurangan. Sumenep adalah daerah dengan populasi sapi terbanyak di Indonesia," katanya.
Sesuai data di Disnak Sumenep, populasi sapi di daerah tersebut sebanyak 351.247 ekor, kambing sebanyak 148.295 ekor, dan domba sebanyak 38.221 ekor. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
"Kami pun belum menerima laporan maupun informasi dari warga tentang adanya hewan ternak yang mengidap penyakit berbahaya, seperti 'keluron' atau keguguran yang menular," kata Kepala Disnak Sumenep, Arif Rusdi di Sumenep, Jawa Timur, Rabu.
Ia menjelaskan, sejak beberapa pekan lalu, pihaknya melalui jajarannya memang mengintensifkan pemantauan kesehatan hewan ternak menjelang Hari Raya Idul Adha.
Kegiatan rutin yang diintensifkan itu untuk memastikan hewan ternak, utamanya sapi dan kambing, di Sumenep, tidak mengidap penyakit berbahaya sebelum disembelih untuk kepentingan kurban.
"Ini untuk memastikan daging dari sapi maupun kambing yang disembelih sebagai hewan kurban itu sehat dan layak dikonsumsi," ujarnya, menerangkan.
Di Sumenep, kata dia, hewan ternak yang biasanya disembelih oleh warga untuk kurban adalah sapi dan kambing.
Oleh karena itu, Disnak Sumenep lebih fokus memantau kesehatan sapi dan kambing di pasar hewan maupun tempat penjualan hewan khusus kurban yang biasanya marak menjelang Hari Raya Idul Adha.
"Kalau di rumah potong hewan (RPH), petugas kami dipastikan lebih dulu mengecek kesehatan hewan ternak yang akan disembelih. Hingga sekarang, belum ada laporan adanya penyakit hewan ternak berbahaya dari staf kami di lima RPH," ucapnya.
Arif juga mengemukakan, stok sapi dan kambing maupun dagingnya di Sumenep selama masa Hari Raya Idul Adha tidak akan mengalami kekurangan.
"Untuk stok, kami jamin tidak akan pernah kekurangan. Sumenep adalah daerah dengan populasi sapi terbanyak di Indonesia," katanya.
Sesuai data di Disnak Sumenep, populasi sapi di daerah tersebut sebanyak 351.247 ekor, kambing sebanyak 148.295 ekor, dan domba sebanyak 38.221 ekor. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015