Surabaya (Antara Jatim) - Masyarakat yang bergerak dalam perdagangan pada sektor besar akan membutuhkan asuransi di tengah melemahnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang dolar Amerika Serikat
(AS) yang berdampak pada semakin melonjaknya kebutuhan hidup, untuk
mengurangi kerugian perusahaan.

"Di tengah pelemahan rupiah, maka masyarakat seharusnya sadar bahwa mereka akan membutuhkan asuransi untuk melindungi aset perusahaan supaya terhindari dari kerugian perusahaan," kata Presiden Sun Life Financial Asia, Kevin D. Strain ketika peresmian kantor 'Agency Recruitment and Development Center' (ARDC) di Surabaya, Senin.

Ia mengatakan perlambatan ekonomi tidak hanya dirasakan oleh masyarakat Indonesia, melainkan juga di beberapa negara seperti Inggris, Irlandia, Hong Kong, Filipina, Jepang, India, Australia, Singapura, bahkan Tiongkok.

"Ketika Indonesia, bahkan pada beberapa negara mengalami gejolak ekonomi, hal inilah yang kami cari sebagai peluang untuk menyelamatkan perekonomian negara tersebut agar tidak mengalami krisis ekonomi atau bahkan bangkrut, seperti kabar di Yunani yang mengalami kebangkrutan karena masyarakat di sana merupakan masyarakat yang konsumtif, tentu perlu asuransi," ujarnya.

Menurut dia, dari sekian banyak diskusi dengan Perdana Menteri, Presiden atau Raja di beberapa negara, banyak sekali diskusi tentang pasar modal dan yang paling menarik adalah pembahasan investasi infrastruktur.

"Kami pernah menyelesaikan masalah yang sama seperti di Indonesia yang mengalami penurunan nilai mata uang di Kanada, namun masyarakat di Kanada memiliki kesadaran tinggi untuk mengasuransikan ketika mereka bergerak di bidang sektor riil dengan mengasuransikan properti dan barang-barang lainnya," tuturnya.

Sementara itu, Presiden Direktur PT Sun Life Financial Indonesia, Eddy Belmans, mengatakan masyarakat di Indonesia akan membutuhkan proteksi keluarga karena dinilai saat ini merupakan kondisi yang sulit.

"Proteksi keluarga sangat dibutuhkan untuk melindungi keluarga karena dinilai saat ini merupakan kondisi yang sulit akibat pelemahan rupiah dan perlambatan ekonomi," paparnya yang sekaligus menjadi Country Manager Sun Life Financial Group Indonesia.

Selain itu, ia menambahkan ketika masyarakat Indonesia dihadapkan dengan pasar global yaitu Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), pihaknya memprediksi bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak akan secara langsung merasakan dampaknya, melainkan secara bertahap.

"Untuk MEA yang akan berlangsung pada akhir tahun ini, saya kira pertumbuhan ekonomi di Indonesia, khususnya di Jatim akan mengalami setahap demi setahap, sehingga masyarakat akan membutuhkan asuransi demi keberlangsungan perusahaannya," tandasnya. (*)

Pewarta: Laily Widya Arisandhi

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015