Bojonegoro (Antara Jatim) - Dinas Pertanian Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, optimistis produksi padi yang ditetapkan tahun ini sebesar 850.000 ton gabah kering giling (GKG) dari areal tanaman padi tertanam seluas 151.000 hektare bisa tercapai.
    
"Kami optimistis target produksi padi 850.000 ton GKG bisa tercapai, sebab perolehan produksi padi sudah mencapai 728.308 ton KGK, per Agustus," kata Kepala Dinas Pertanian Bojonegoro Akhmad Djupari, di Bojonegoro, Kamis.
    
Ia menjelaskan produksi padi sebanyak 728.308 ton GKG tersebut dari areal tanaman padi tertanam seluas 130.055 hektare.
    
Kekurangan target produksi padi, katanya, akan dipenuhi dari tanaman padi sekitar 15.000 hektare di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Bengawan Solo, yang ditanam petani Juni, Juli dan Agustus.
    
"Tanaman padi di sepanjang DAS Bengawan Solo tersebut saat ini yang sudah mulai panen sekitar 7.000 hektare, di antaranya, di sejumlah desa di Kecamatan Kanor," jelas dia.
    
"Produksi gabah yang dihasilkan cukup bagus rata-rata mencapai 8 ton GKG/hektare," tambahnya.
    
Lebih lanjut ia menjelaskan petani di sepanjang DAS Bengawan Solo dalam menanam padi di musim kemarau ini, bekerja sama dengan pengusaha pompa air. Pengusaha pompa air yang mencukupi kebutuhan air petani dengan cara mengambil air Bengawan Solo dengan sistem pompanisasi.
    
Dalam kerja sama itu, lanjut dia, petani membayar ketika panen dengan cara bagi hasil yang besarnya berkisar 20-25 persen untuk pengusaha dan 75-80 persen untuk petani.
    
"Tapi kalau gagal panen petani tidak harus membayar," tandasnya.
    
Melihat gambaran panen tanaman padi musim kemarau ini, ia juga optimistis kualitas beras yang dihasilkan akan mampu memasok pengadaan beras kualitas premium di Bulog Subdivre III.
    
"Saya yakin beras yang dihasilkan dari produksi tanaman padi kemarau ini bisa memenuhi persyaratan bers kualitas premium di Bulog Subdivre III, karena kualitasnya bagus," katanya, menegaskan.
    
Dalam rapat pengadaan di daerah setempat, yang dipimpin Bupati Bojonegoro Suyoto, terungkap perolehan Bulog Subdivre III dalam pengadaan beras kualitas premium di Bojonegoro masih minim, disebabkan mitra pengadaan kesulitan memperoleh beras dengan kualitas yang ditentukan.
    
Oleh karena itu, Bupati Bojonegoro Suyoto menghubungi Direktur Perum Bulog untuk meminta keleluasaan kualitas beras untuk broken bisa memperoleh toleransi lebih dari 10 persen. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015