Blitar (Antara Jatim) - Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Blitar, Jawa Timur, mengupayakan agar keluarga tenaga kerja wanita (TKW) yang menjadi korban kapal tenggelam di Perairan Selat Malaysia, mendapatkan bantuan.
"Kami akan ke rumah duka dan meminta informasi serta dokumen yang diperlukan," kata Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Blitar Yudi Priono di Blitar, Selasa.
Ia mengatakan belum mengetahui persis identitas serta perusahaan tenaga kerja yang memberangkatkan Suyanti (38), tenaga kerja wanita (TKW) asal Desa Sidorejo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, yang menjadi korban kapal tenggelam tersebut.
Jika nantinya diketahui dokumen yang bersangkutan lengkap, dimungkinkan pemerintah bisa mengupayakan untuk memberikan bantuan serta hak dari TKW bersangkutan.
Suyanti (38), tenaga kerja wanita (TKW) asal Desa Sidorejo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, menjadi salah seorang korban meninggal dalam peristiwa kapal yang tenggelam di wilayah perairan Sabak Berenam, Selangor, Malaysia, Kamis (3/9). Jenazah tiba di rumah duka, pada Senin (7/9) malam.
Pemerintah Indonesia terus berupaya mencari informasi tentang warga negara Indonesia yang menjadi korban kapal tenggelam di Perairan Selat Mayasia.
Informasi sementara, diketahui jumlah WNI yang tewas dalam kecelakaan kapal sampai Senin (7/9) mencapai 62 orang dan jenazahnya ditempatkan di beberapa rumah sakit.
Berdasarkan keterangan KBRI Kuala Lumpur yang diterima Antara di Kuala Lumpur, Senin, jenazah tersebut ditempatkan di Rumah Sakit Ipoh, RS Teluk Intan, RS Sabak Bernam, dan RS Kuala Lumpur.
Selain yang meninggal dunia, diketahui jumlah korban selamat sebanyak 20 orang. Dengan demikian, total keseluruhan korban hidup dan meninggal mencapai 82 orang.
Proses pencarian korban sampai sekarang juga masih dilakukan. Sampai saat ini, masih sekitar 10 jenazah yang berhasil diidentifikasi. Petugas sempat kesulitan indetifikasi, yang dipicu beberapa kendala, ketiadaan manifes penumpang kapal dan kondisi kapal yang saat itu tidak menjalani jalur reguler. Selain itu, penumpang kapal juga tidak saling mengenal. Kejadian ini menyulitkan tim untuk memfokuskan target pengambilan sampel DNA. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
"Kami akan ke rumah duka dan meminta informasi serta dokumen yang diperlukan," kata Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Blitar Yudi Priono di Blitar, Selasa.
Ia mengatakan belum mengetahui persis identitas serta perusahaan tenaga kerja yang memberangkatkan Suyanti (38), tenaga kerja wanita (TKW) asal Desa Sidorejo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, yang menjadi korban kapal tenggelam tersebut.
Jika nantinya diketahui dokumen yang bersangkutan lengkap, dimungkinkan pemerintah bisa mengupayakan untuk memberikan bantuan serta hak dari TKW bersangkutan.
Suyanti (38), tenaga kerja wanita (TKW) asal Desa Sidorejo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, menjadi salah seorang korban meninggal dalam peristiwa kapal yang tenggelam di wilayah perairan Sabak Berenam, Selangor, Malaysia, Kamis (3/9). Jenazah tiba di rumah duka, pada Senin (7/9) malam.
Pemerintah Indonesia terus berupaya mencari informasi tentang warga negara Indonesia yang menjadi korban kapal tenggelam di Perairan Selat Mayasia.
Informasi sementara, diketahui jumlah WNI yang tewas dalam kecelakaan kapal sampai Senin (7/9) mencapai 62 orang dan jenazahnya ditempatkan di beberapa rumah sakit.
Berdasarkan keterangan KBRI Kuala Lumpur yang diterima Antara di Kuala Lumpur, Senin, jenazah tersebut ditempatkan di Rumah Sakit Ipoh, RS Teluk Intan, RS Sabak Bernam, dan RS Kuala Lumpur.
Selain yang meninggal dunia, diketahui jumlah korban selamat sebanyak 20 orang. Dengan demikian, total keseluruhan korban hidup dan meninggal mencapai 82 orang.
Proses pencarian korban sampai sekarang juga masih dilakukan. Sampai saat ini, masih sekitar 10 jenazah yang berhasil diidentifikasi. Petugas sempat kesulitan indetifikasi, yang dipicu beberapa kendala, ketiadaan manifes penumpang kapal dan kondisi kapal yang saat itu tidak menjalani jalur reguler. Selain itu, penumpang kapal juga tidak saling mengenal. Kejadian ini menyulitkan tim untuk memfokuskan target pengambilan sampel DNA. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015