Surabaya (Antara Jatim) - Tiga mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMS) menciptakan kerupuk, es krim, bubur, dan nugget dari bahan baku jagung.

"Jagung bisa menjadi alternatif untuk beras, karena harga beras naik. Apalagi, kandungan protein dan vitaminnya tidak jauh berbeda, bahkan sedikit lebih baik," kata anggota tim mahasiswa UMS, Sulis Indriyawati, di kampus setempat, Senin.

Didampingi dua rekannya, Adam Joko S dan Septi Andriana, ia menjelaskan inovasi varian makanan berbahan baku jagung itu bermula dari pengabdian masyarakat yang mereka lakukan di Lamongan.

"Lamongan itu merupakan penghasil jagung nomer lima di Jatim, tapi panen mereka tidak maksimal, sehingga keuntungan petani jagung tidak bisa maksimal," katanya.

Atas dasar keinginan membantu petani jagung itu, ia mengaku dirinya bersama rekannya berusaha melakukan modifikasi produk turunan jagung untuk mendongkrak nilai tambah jagung.

"Hasilnya, kandungan kalori (energi) jagung mencapai 108 kilo kalori, sedangkan beras 130 kilo kalori, tapi protein, vitamin, dan serat lebih tinggi jagung," katanya.

Ia merinci yakni 3,3 gram protein jagung dan 2,4 gram protein beras, lalu 6 miligram vitamin jagung dan 0 miligram vitamin beras. Satu lagi, serat jagung 2,8 gram, sedangkan serat beras 0,3 gram.

"Jadi, jagung lebih memiliki antioksidan yang lebih baik, sehingga mencegah radikal bebas yang memicu kanker serta meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit," katanya.


Mahasiswi semester 6 dari D3 Kebidanan FIK UMS itu menambahkan inovasi yang akan diikutsertakan dalam PIMNAS 2015 di Kendari itu akan mendongkrak citra masyarakat tentang jagung.

"Akhirnya, kami ingin mengubah mindset masyarakat dan pemerintah terhadap jagung yang dianggap makanan rendahan menjadi bahan pengganti beras yang potensial," katanya. (*)

Pewarta: Edy M Yakub

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015