Surabaya (Antara Jatim) - Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) blok Tuban, JOB Pertamina-PetroChina East Java (JOB PPEJ) menangani kebocoran pipa bawah laut pada Jumat (21/8) seiring terjadinya peristiwa tersebut di perairan dan pantai pada hari Kamis (20/8).

"Tim JOB PPEJ telah memperbaiki pipa tersebut. Upaya itu dilakukan secara pararel berupa pembersihan tumpahan minyak sebanyak 43 barel baik di perairan maupun pantai," kata Kepala Humas Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Elan Biantoro dalam siaran pers, di Surabaya, Sabtu.

Ia mengungkapkan, informasi kebocoran pipa pertama kali didapat dari nelayan pada Kamis (20/8) pagi. Mereka menemukan ceceran minyak di perairan laut sekitar 1 Kilometer (Km) dari pantai Palang, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.

"Tim itu langsung ke lokasi mencari sumbernya dan melokalisir ceceran minyak. Dengan modal laporan warga, tim fokus pada pipa bawah laut berdiameter 10 inchi berjarak 1 Km dari Palang Station," ujarnya.

Ia menjelaskan, selama ini terdapat dua pipa penyalur yang dioperasikan JOB PPEJ. Salah satunya melalui darat dari Area Pusat Pengolahan (Central Processing Area/CPA) Mudi ke Palang Station.

"Berikutnya, jalur pipa bawah laut dari Palang Station ke fasilitas penampung minyak terapung (Floating Storage and Offloading/FSO) Cinta Natomas," katanya.

Pipa itu, tambah dia, untuk menjalankan operasi transfer produksi minyak dari lapangan Sukowati, lapangan Mudi, dan titipan minyak Pertamina EP Aset 4 Cepu dan Pertamina EP Cepu, dari stasiun pengumpul CPA ke FSO Cinta Natomas. Untuk memastikan kebocoran tidak berlanjut dan minyak semakin menyebar, pada Kamis (20/8) sore sudah dihentikan pemompaan minyak ke FSO Cinta Natomas.

"JOB PPEJ juga mematikan dua dari tiga unit pompa transfer untuk menghentikan aliran minyak yang melewati pipa yang bocor tersebut," katanya.

Selain itu, kata dia, satu unit pompa transfer tetap digunakan untuk memompakan minyak dari CPA ke FSO melalui pipa bawah laut yang lainnya. Hal ini agar tidak mengganggu produksi dan transfer minyak ke FSO Cinta Natomas.

"Proses perbaikan pipa dengan cara penjepitan (clamp) selesai Jumat (21/8) sore. JOB PPEJ terus melakukan monitoring untuk mencegah terjadinya kebocoran kembali dan Sabtu (22/8) penyaluran minyak melalui pipa tersebut sudah berjalan normal," katanya.

Ia melanjutkan, akibat peristiwa itu produksi ExxonMobil Cepu Ltd (EMCL) sempat turun hingga 50.000 barel saat adanya laporan tumpahan minyak. Pada Kamis (20/8), produksi lapangan Banyu Urip, Blok Cepu sempat menjadi 30.000 barel per hari dari produksi normal sebesar 80.000 barel per hari.

"Hal itu karena pipa penyalur minyak JOB PPEJ dan EMCL memang berdekatan. Setelah diketahui bahwa yang bocor pipa JOB PPEJ, produksi lapangan Banyu Urip kembali normal pada Jumat (21/8)," katanya.(*)

Pewarta: Ayu Citra Sukma Rahayu

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015