Malang (Antara Jatim) - Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mulai tahun ini membatasi jumlah atau kuota penerimaan mahasiswa baru di kampus itu karena berbagai pertimbangan, di antaranya memperbaiki rasio dosen dan mahasiswa serta peningkatan kualitas lulusan.
"Tahun lalu kita terima mahasiswa baru sebanyak 7 ribu mahasiswa, namun tahun ini kita batasi hanya sebanyak 6 ribu mahasiswa karena menyesuaikan dengan berbagai fasilitas, terutama laboratorium bidang IPA, aseperti untuk program studi Farmasi dan Ilmu Kesehatan (Fikes)," kata Wakil Rektor I UMM Prof Dr Bambang Widagdo disela-sela pelaksanaan tes gelombang kedua di kampus III, Senin.
Pada gelombang pertama, termasuk penerimaan mahasiswa baru dari jalur undangan, yang diterima sebanyak 2 ribu mahasiswa dan gelombang kedua sekitar 4 ribu mahasiswa. Sedangkan gelombang ketiga yang bakal dibuka setelah tes gelombang kedua itu hanya untuk mengisi program studi yang kuotanya belum terpenuhi sesuai grade nilai yang ditentukan.
Ia mengakui dibanding tahun lalu, jumlah pendaftar di UMM mengalami peningkatan cukup signifikan, yakni 17 ribu pada gelombang pertama dan kedua. Dan, gelombang ketiga diperkirakan sekitar tiga ribu pendaftar, sehingga pendaftar pada tahun 2015 bisa mencapai 20 ribu pendaftar, sedangkan tahun 2014, jumlah keseluruhan pendaftar mencapai 14 ribu pendaftar.
Khusus untuk Fakultas Kedokteran, katanya, pada gelombang ketiga dipastikan tidak membuka pendaftaran karena diharapkan sudah memenuhi kuota sebanyak 200 calon mahasiswa baru, sebab pada gelombang kedua akan menerima 86 peserta.
"Kami sudah menerima 16 orang dari program persiapan kedokteran dan 100 orang dari gelombang pertama. Pendaftar untuk Fakultas Kedokteran saja mencapai lebih dari 2.500, meski demikian jumlah yang diterima tetap sesuai kuota dari pemerintah, yakni 200 maba," katanya.
Menyinggung rasio dosen ideal sesuai ketentuan Dikti, Bambang mengatakan pihaknya terus melakukan pembenahan, bahkan secara bertahap juga melakukan rekrutmen tenaga dosen. "Calon dosen ini juga harus memenuhi persyaratan administrasi, kemampuan mengajar, kualitas Bahasa Inggrisnya, dan linier," ujarnya.
Selain itu, lanjutnya, yang terpenting adalah punya komitmen karena calon dosen yang lulus nantinya juga tidak serta merta diangkat menjadi dosen tetap, tetapi harus menjalani sebagai dosen kontrak selama satu hingga dua tahun. Setelah menjadi dosen kontrak pun juga tidak secara otomatis menjadi dosen tetap, sebab untuk menjadi dosen tetap juga ada tes, terutama yang berkaitan dengan komitmen dan loyalitasnya.
"Meski sudah menjadi tenaga dosen kontrak selama satu atau dua tahun, belum tentu mereka bisa diangkat menjadi dosen tetap, karena kami ingin menilai komitmennya terhadap dunia pendidikan dan pengembanngannya sesuai ketentuan dan yang diamalkan UMM," ucapnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
"Tahun lalu kita terima mahasiswa baru sebanyak 7 ribu mahasiswa, namun tahun ini kita batasi hanya sebanyak 6 ribu mahasiswa karena menyesuaikan dengan berbagai fasilitas, terutama laboratorium bidang IPA, aseperti untuk program studi Farmasi dan Ilmu Kesehatan (Fikes)," kata Wakil Rektor I UMM Prof Dr Bambang Widagdo disela-sela pelaksanaan tes gelombang kedua di kampus III, Senin.
Pada gelombang pertama, termasuk penerimaan mahasiswa baru dari jalur undangan, yang diterima sebanyak 2 ribu mahasiswa dan gelombang kedua sekitar 4 ribu mahasiswa. Sedangkan gelombang ketiga yang bakal dibuka setelah tes gelombang kedua itu hanya untuk mengisi program studi yang kuotanya belum terpenuhi sesuai grade nilai yang ditentukan.
Ia mengakui dibanding tahun lalu, jumlah pendaftar di UMM mengalami peningkatan cukup signifikan, yakni 17 ribu pada gelombang pertama dan kedua. Dan, gelombang ketiga diperkirakan sekitar tiga ribu pendaftar, sehingga pendaftar pada tahun 2015 bisa mencapai 20 ribu pendaftar, sedangkan tahun 2014, jumlah keseluruhan pendaftar mencapai 14 ribu pendaftar.
Khusus untuk Fakultas Kedokteran, katanya, pada gelombang ketiga dipastikan tidak membuka pendaftaran karena diharapkan sudah memenuhi kuota sebanyak 200 calon mahasiswa baru, sebab pada gelombang kedua akan menerima 86 peserta.
"Kami sudah menerima 16 orang dari program persiapan kedokteran dan 100 orang dari gelombang pertama. Pendaftar untuk Fakultas Kedokteran saja mencapai lebih dari 2.500, meski demikian jumlah yang diterima tetap sesuai kuota dari pemerintah, yakni 200 maba," katanya.
Menyinggung rasio dosen ideal sesuai ketentuan Dikti, Bambang mengatakan pihaknya terus melakukan pembenahan, bahkan secara bertahap juga melakukan rekrutmen tenaga dosen. "Calon dosen ini juga harus memenuhi persyaratan administrasi, kemampuan mengajar, kualitas Bahasa Inggrisnya, dan linier," ujarnya.
Selain itu, lanjutnya, yang terpenting adalah punya komitmen karena calon dosen yang lulus nantinya juga tidak serta merta diangkat menjadi dosen tetap, tetapi harus menjalani sebagai dosen kontrak selama satu hingga dua tahun. Setelah menjadi dosen kontrak pun juga tidak secara otomatis menjadi dosen tetap, sebab untuk menjadi dosen tetap juga ada tes, terutama yang berkaitan dengan komitmen dan loyalitasnya.
"Meski sudah menjadi tenaga dosen kontrak selama satu atau dua tahun, belum tentu mereka bisa diangkat menjadi dosen tetap, karena kami ingin menilai komitmennya terhadap dunia pendidikan dan pengembanngannya sesuai ketentuan dan yang diamalkan UMM," ucapnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015