Banyuwangi (Antara Jatim) -  Sebanyak 240 mahasiswa jurusan kedokteran hewan dari sejumlah perguruan tinggi, di antaranya berasal dari Taiwan dan Malaysia mendampingi para peternak di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, selama sepakan.

Ratusan mahasiswa tersebut berasal dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Universitas Mataram (Nusa Tenggara Barat) dan Universitas Wijaya Kusuma Surabaya. Sementara mahasiswa asing merupakan mahasiswa program petukaran.

"Para mahasiswa melakukan pengabdian masyarakat selama seminggu. Di sini mereka banyak belajar menangani berbagai masalah terkait hewan. Tak hanya hewan komoditas dan hewan peliharaan, tapi juga hewan di kehidupan liar mengingat Banyuwangi ada taman nasional," ujar Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Unair, Prof Romziah Siddiq, Ph.D sebagaimana dikutip keterangan tertulis Pemkab Banyuwangi, Minggu.

Ia menjelaskan Banyuwangi yang dipilih sebagai lokasi karena terdapat sejumlah sentra ternak dengan potensi yang cukup besar dan ke depan jika terus dikembangkan bisa menjadi andalan Jawa Timur dan bahkan nasional.

Berdasarkan data Dinas Peternakan Banyuwangi, populasi sapi potong di Banyuwangi hingga triwulan II/2015 mencapai 107.949 ekor. Adapun sapi perah sebesar 868 ekor, kerbau 3.895 ekor,  kuda 526 ekor.

Romziah mengatakan, para mahasiswa disebar di tujuh desa di Kecamatan Kalipuro dan 12 desa di Kecamatan Wongsorejo. Wongsorejo dan Kalipuro merupakan dua wilayah dengan populasi sapi potong cukup tinggi. Di Kalipuro, jumlah sapi potong total mencapai 18.004 ekor, sedangkan di Wongsorejo mencapai 24.162 ekor.

Sementara Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas memberikan apresiasinya terhadap program dari mahasiswa tersebut.

"Ini adalah langkah yang bagus. Saya berharap, lewat program ini dunia kampus bisa terlibat sungguh-sungguh, supaya ini jadi pengalaman dalam memecahkan masalah," katanya.

Apalagi, tambah Anas, tahun 2016 Pemkab Banyuwangi akan fokus pada pengembangan ekonomi dan pengembangan SDM. "Semoga kehadiran ratusan anak muda hebat tersebut bisa menjadi inspirasi dan menyuntikkan semangat bagi warga yang tinggal di desa-desa," katanya.

Salah seorang mahasiswa asal Taiwan yang mengikuti program tersebut, Chiahfu mengatakan, dirinya ingin memberikan ilmunya kepada masyarakat. "Sekaligus saya jadi belajar mengenal kultur daerah lain yang bermacam-macam dalam menangani ternaknya," ujar mahasiswa kedokteran hewan dari National Pingtung University of Science and Technology (NPUST) Taiwan itu.  (*)

Pewarta: Masuki M. Astro

Editor : Akhmad Munir


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015