Surabaya (Antara Jatim) - PT AXA Mandiri Financial Services (AXA Mandiri) memenetrasi pasar asuransi di Surabaya dengan membidik masyarakat Kota Pahlawan itu melalui diskusi tentang pentingnya perencanaan pendidikan anak pada masa depan.
"Saat ini masih banyak anak Indonesia yang tidak dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi karena berbagai kendala. Khususnya disebabkan faktor ekonomi," kata Chief In Branch Channel AXA Mandiri, Tisye Diah Retnojati, di Surabaya, Rabu.
Menurut dia, berdasarkan survei dari www.academia.edu faktor ekonomi menjadi hal utama yang menyebabkan anak putus sekolah atau bahkan tidak bersekolah sama sekali, yakni sebesar 36 persen. Kemudian, disusul oleh minat anak yang kurang (24 persen) dan perhatian orang tua (18 persen).
"Faktor ekonomi merujuk pada ketidakmampuan para orang tua untuk terus membiayai pendidikan sang anak. Masih tingginya angka putus sekolah ini juga turut didorong oleh adanya fakta bahwa biaya pendidikan di Indonesia yang selalu meningkat dari tahun ke tahun," ujarnya.
Dari kondisi itu, jelas dia, kini masyarakat Indonesia menghadapi kenyataan bahwa dana yang dibutuhkan untuk pendidikan anak tidaklah sedikit. Bahkan diperkirakan biaya kuliah di universitas negeri pada tahun 2020 akan mencapai lebih dari Rp400 juta.
"Oleh karena itu penting bagi para orang tua untuk segera menyadari, sekaligus mempersiapkan dana pendidikan buah hati mereka sedini mungkin. Salah satu solusinya melalui unit link," katanya.
Ia menambahkan, pada diskusi itu tidak hanya membahas mengenai pendidikan. Akan tetapi, acara yang sudah dilaksanakan di enam kota dari rencana 12 kota di Indonesia ini juga merupakan ajang untuk saling berbagi informasi.
"Selain itu, tips mengenai perencanaan keuangan keluarga dan keistimewaan produk unit link yang memberikan manfaat ganda bagi para nasabah, yaitu memberikan manfaat investasi dan proteksi pada saat yang bersamaan," katanya.
Di samping itu, lanjut dia, proteksi tersebut adalah asuransi meskipun manfaatnya tidak dapat dirasakan seketika. Namun, akan terasa apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti kecelakaan maupun kematian.
"Dengan memiliki perlindungan sekaligus berinvestasi, nasabah akan terbantu untuk bisa terus menjalankan hidupnya dengan baik. Saat ini, dari total nasabah kami maka dominasi sebanyak 81 persen telah menggunakan produk unit link," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
"Saat ini masih banyak anak Indonesia yang tidak dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi karena berbagai kendala. Khususnya disebabkan faktor ekonomi," kata Chief In Branch Channel AXA Mandiri, Tisye Diah Retnojati, di Surabaya, Rabu.
Menurut dia, berdasarkan survei dari www.academia.edu faktor ekonomi menjadi hal utama yang menyebabkan anak putus sekolah atau bahkan tidak bersekolah sama sekali, yakni sebesar 36 persen. Kemudian, disusul oleh minat anak yang kurang (24 persen) dan perhatian orang tua (18 persen).
"Faktor ekonomi merujuk pada ketidakmampuan para orang tua untuk terus membiayai pendidikan sang anak. Masih tingginya angka putus sekolah ini juga turut didorong oleh adanya fakta bahwa biaya pendidikan di Indonesia yang selalu meningkat dari tahun ke tahun," ujarnya.
Dari kondisi itu, jelas dia, kini masyarakat Indonesia menghadapi kenyataan bahwa dana yang dibutuhkan untuk pendidikan anak tidaklah sedikit. Bahkan diperkirakan biaya kuliah di universitas negeri pada tahun 2020 akan mencapai lebih dari Rp400 juta.
"Oleh karena itu penting bagi para orang tua untuk segera menyadari, sekaligus mempersiapkan dana pendidikan buah hati mereka sedini mungkin. Salah satu solusinya melalui unit link," katanya.
Ia menambahkan, pada diskusi itu tidak hanya membahas mengenai pendidikan. Akan tetapi, acara yang sudah dilaksanakan di enam kota dari rencana 12 kota di Indonesia ini juga merupakan ajang untuk saling berbagi informasi.
"Selain itu, tips mengenai perencanaan keuangan keluarga dan keistimewaan produk unit link yang memberikan manfaat ganda bagi para nasabah, yaitu memberikan manfaat investasi dan proteksi pada saat yang bersamaan," katanya.
Di samping itu, lanjut dia, proteksi tersebut adalah asuransi meskipun manfaatnya tidak dapat dirasakan seketika. Namun, akan terasa apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti kecelakaan maupun kematian.
"Dengan memiliki perlindungan sekaligus berinvestasi, nasabah akan terbantu untuk bisa terus menjalankan hidupnya dengan baik. Saat ini, dari total nasabah kami maka dominasi sebanyak 81 persen telah menggunakan produk unit link," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015