Surabaya (Antara Jatim) - Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, memberikan apresiasi terhadap implementasi kurikulum pendidikan ritel melalui Alfamart Class di 53 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Jawa Timur.





"Kualitas sumber daya manusia (SDM) adalah masalah serius untuk ditangani. Model yang dikembangkan Alfamart melalui Alfamart Class ini sekaligus model sinergi ABG yaitu Academic-Business-Government dan idealnya bisa ditiru pihak swasta lainnya dalam menangani masalah SDM," kata Soekarwo, saat menghadiri MoU antara Corporate Affairs Director Alfamart Solihin dengan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Timur, Syaiful Rachman, di Surabaya, Senin.





Apalagi, ungkap dia, menjelang Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tahun ini seluruh SDM di Jatim harus memiliki kompetensi. Hal itu bisa diciptakan dengan membuat standarisasi.





"Kami meyakini, semakin banyak sektor swasta yang terlibat memajukan SDM di Jatim akan berimplikasi positif terhadap percepatan pertumbuhan ekonomi provinsi ini," ujarnya.





Di samping itu, jelas dia, gagasan Indonesia Incorporated juga harus terus didorong. Gagasan itu adalah konsep multisinergi sektor pemerintah dengan sektor korporasi atau swasta dan masyarakat dalam mengelola serta mewujudkan pembangunan ekonomi yang terintegrasi. 





"Kalau di negara maju, Research and Development (R & D) dibiayai sektor swasta," katanya.





Sementara, tambah dia, situasi di Jatim memang belum bisa kalangan swasta terlibat secara penuh. Penyebabnya, permasalahan yang terjadi kadang pihak swasta A yang melakukan R & D tapi tiba-tiba saja diambil oleh pihak swasta lainnya.





"Kondisi itu dikarenakan swasta belum melakukannya secara menyeluruh," katanya.





Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Syaiful Rachman, mengatakan, peran swasta dalam menggerakkan kualitas SDM di Jatim sangat dibutuhkan. Bahkan, tidak hanya Alfamart sehingga diperlukan banyak perusahaan yang mau bergerak di bidang serupa.





"Terkait Alfamart Class ini, kami optimistis program ini memiliki arah positif mengentaskan pengangguran. Mereka yang sudah tersertifikasi dalam program ini punya pilihan, kalau tidak bergabung dengan perusahaan Alfamart atau membuka toko ritel sendiri namun dengan standar seperti yang diterapkan Alfamart," katanya.





Corporate Affairs Director Alfamart, Solihin, melanjutkan, program Alfamart Class ini sebetulnya sudah lama diimplementasikan di Jawa Timur. Akan tetapi masih tiga SMK yang bekerja sama. Namun, pada saat ini ada 53 SMK yang secara resmi akan menerapkan kurikulum sama.





"Ke depan, akan lebih banyak SMK yang menerapkan kurikulum Alfamart Class di Jatim mengingat jumlah kebutuhan tenaga kerja di sektor ritel cukup besar," katanya.(*)

Pewarta: Ayu Citra Sukma Rahayu

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015