Gelaran forum tertinggi ormas Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU) di Jombang, Jawa Timur, sudah dipersiapkan sebaik mungkin oleh panitia lokal (Jombang) dan panitia daerah (Jatim).
     
"Kami merasa bersyukur, karena akomodasi, konsumsi, keperluan persidangan, posko kesehatan, pengamanan dan lain-lain sudah siap," ucap koordinator "NU Lovers" Mujiburrohman.
     
Bagi jebolan Pesantren Mughisul Ulum, Sampang, Madura, Jatim,itu bukan hal mudah untuk mempersiapkan acara sebesar muktamar yang diprediksi akan dihadiri 4.000-an peserta dan puluhan ribu pengunjung.
     
"Apalagi, tempat pelaksanaan muktamar yang menyebar pada empat pesantren yang berjauhan, tentu akan juga menambah kerumitan tersendiri," ujar generasi muda NU yang juga alumni UIN Sunan Ampel Surabaya (d/h IAIN Sunan Ampel) itu.
     
Tidak hanya itu, acara-acara pra-muktamar yang dilakukan jauh-jauh hari sebelumnya juga banyak, seperti sosialiasi pada sembilan kota/kabupaten di Jatim, pagelaran sholawat dan wayang, ziarah ke makam para wali dan pendiri NU serta seminar/dialog kebangsaan.
     
"Yang tak kalah menariknya adalah pemecahan rekor MURI yakni gerak jalan sarungan di Pasuruan dan Makodam V/Brawijaya," tutur putra Sampang, Madura yang mengoordinasikan komunitas muda NU itu.
     
Oleh karena itu, pihaknya bersyukur atas segala persiapan yang sudah maksimal itu. "Tinggal, kita doakan bersama untuk sukses hajatan lima tahun sekali itu hingga akhir," timpalnya.
     
Sebagai santri, ia berharap muktamirin menjaga kualitas Muktamar Ke-33 NU di Jombang itu dengan fokus pada materi muktamar dan tidak terpengaruh isu-isu saling dukung-mendukung antar-kandidat.
     
"Muktamar adalah momentum membuat desain dan strategi bersama untuk masa depan NU yang lebih baik, jadi muktamar harus lebih berkualitas dan lebih memikirkan kepentingan nahdliyin, bukan elite," tukasnya.
     
Hal yang sangat penting dari pelaksanaan muktamar di "markas" para pendiri NU (Jombang) adalah muktamirin perlu meneladani para kiai terdahulu yang selalu menciptakan rasa saling menghormati.
     
"Untuk kepentingan nahdliyin, para kiai dan semua elite NU  harus bersatu," kilahnya didampingi rekannya Mukafi Makki dan Abdul Hady JM dari Dewan Koordinasi Nasional "Gerbang Santri" (Gerakan Kebangkitan Santri) itu. (*)  

Pewarta: Edy M Yakub

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015