Bojonegoro (Antara Jatim) - Jajaran Kepolisian Resor (Polres) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, menyelidiki, penyebab kebakaran sebuah rumah di Desa Mojokampung, Kecamatan Kota dan delapan rumah di Desa Sidomukti, Kecamatan Kepohbaru, dalam dua hari ini.
    
"Penyebab kebakaran sembilan rumah di dua lokasi berbeda itu masih diselidiki polisi," kata Kasi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro MZ. Budi Moelyono, di Bojonegoro, Kamis.
    
Namun, menurut dia, dari informasi yang berkembang dalam kejadian kebakaran yang melanda delapan rumah di Desa Sidomukti, Kecamatan Kepohbaru, penyebabnya adalah hubungan arus pendek listrik atau kompor.
    
"Kepastian penyebab kebakaran, ya kita tunggu hasil penyelidikan polisi," jelas dia.
    
Data di BPBD setempat, kebakaran di Desa Sidomukti, Kecamatan Kepohbaru, melanda rumah milik Supeno (30), Bolo (55), Kardi (40), Sutrisno (43), Midi (56), Sriani (40), Muanam (38), dan Munaji (45).
    
"Kebakaran delapan rumah itu mengakibatkan kerugian mencapai Rp165 juta, dengan tingkat kerusakan yang cukup parah," jelasnya.
    
Ia menambahkan polisi juga masih menyelidiki penyebab kebakaran sebuah rumah di Desa Mojokampung, Kecamatan Kota, Kamis.
    
"Kami masih belum tahu penyebab kebakaran rumah di Desa Mojokampung ini," ucap Kapolsek Kecamatan Kota Kompol Saubani, di lokasi kejadian kebakaran di Desa Mojokampung.
    
Dari keterangan yang diperoleh, kebakaran yang melanda rumah milik Djoko di Desa Mojokampung, Kecamatan Kota, diperkirakan berasal dari api pembakaran sampah di rumah itu.
    
"Salah satu keluarga korban ada yang membakar sampah kemudian ditinggal pergi. Kemungkinan asalnya dari api sampah," ucap seorang warga setempat Yunah.
    
Yang jelas, kata Budi, usaha memadamkan kebakaran di dua lokasi tersebut dilakukan dengan mengerahkan unit mobil pemadam kebakaran (damkar) milik pemkab.
    
"Tapi karena musim kemarau dan angin bertiup kencang, kebakaran dengan cepat menghabiskan rumah warga," ucapnya.
   
Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat di daerahnya meningkatkan kewaspadaan menghadapi ancaman kebakaran di musim kemarau ini.
    
"Masyarakat harus lebih waspada, sebab kondisi panas akan mudah memicu terjadinya kebakaran," ucapnya, menegaskan. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015