Surabaya (Antara Jatim) - PT Mitra Pinasthika Mulia (MPM) memacu penjualan suku cadang sepeda motor di Jawa Timur dan NTT seiring meningkatnya kesadaran masyarakat untuk merawat kendaraan bermotor mereka.
"Pada periode Januari-Juni 2015, penjualan spare part kami mencapai Rp297 miliar. Besaran ini naik 17 persen dibandingkan realisasi penjualan pada periode sama tahun 2014," kata General Manager Part Division PT MPM, Subekti, di Surabaya, Selasa.
Menurut dia, kondisi itu berbanding terbalik dengan penjualan sepeda motor di mana kini grafiknya semakin turun. Apalagi, tren sekarang ketika pasar motor bagus maka penjualan spare part naik meskipun tidak terlalu tinggi.
"Tapi, saat pasar motor turun seperti saat ini justru penjualan spare part melonjak," ujarnya.
Ia menjelaskan, tren peningkatan penjualan suku cadang sepeda motor terlihat sejak tahun 2002 yang penjualan spare part MPM rata-rata mengalami peningkatan 23 persen per tahun. Pada tahun 2015, diprediksi penjualan spare part resmi alias genuine part motor Honda di Jatim meningkat 19 persen.
"Dengan begitu, kami targetkan hingga akhir tahun bisa membukukan penjualan Rp600 miliar-Rp605 miliar," katanya.
Dari angka tersebut, tambah dia, dikontribusi penjualan suku cadang baik yang fast moving maupun slow moving, termasuk oli resmi motor Honda yakni AHM Oil. Kini, komposisinya 70 persen dikontribusi oleh penjualan spare part. "Lalu, sumbangan sebanyak 30 persen penjualan oli," katanya.
Ia menyebutkan, semakin besar kesadaran masyarakat untuk mengganti suku cadang motornya juga dipengaruhi animo mereka memakai komponen motor resmi. Pada umumnya, pemilik motor sudah enggan membeli suku cadang yang tidak resmi karena khawatir kian memperburuk performa kendaraannya.
"Terkait pasar motor di Jatim, pada semester I tahun 2015 turun 13 persen. Akan tetapi, untuk merek Honda angka penurunannya sekitar enam persen," katanya.
Sementara itu, Presiden Direktur PT MPM, Suwito M, mengemukakan, untuk mencapai target peningkatan penjualan sebesar 19 persen pada tahun ini pihaknya siap melaksanakan sejumlah strategi bisnis. Seperti peningkatan layanan serta penambahan jaringan penjualan.
"Untuk jumlah titik penjualan, kini ada 1.496 jaringan toko suku cadang dan bengkel motor di Jatim dan NTT," katanya.
Dari jumlah tersebut, lanjut dia, 40 persen melalui AHASS (Astra Honda Autorized Service Station) serta sisanya toko dan bengkel umum. Hingga akhir tahun 2015 ditargetkan jumlah jaringan penjualannya bisa bertambah lebih dari 1.500 toko dan bengkel. Potensi pasar yang bisa dibidik di Jatim di antaranya Banyuwangi.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
"Pada periode Januari-Juni 2015, penjualan spare part kami mencapai Rp297 miliar. Besaran ini naik 17 persen dibandingkan realisasi penjualan pada periode sama tahun 2014," kata General Manager Part Division PT MPM, Subekti, di Surabaya, Selasa.
Menurut dia, kondisi itu berbanding terbalik dengan penjualan sepeda motor di mana kini grafiknya semakin turun. Apalagi, tren sekarang ketika pasar motor bagus maka penjualan spare part naik meskipun tidak terlalu tinggi.
"Tapi, saat pasar motor turun seperti saat ini justru penjualan spare part melonjak," ujarnya.
Ia menjelaskan, tren peningkatan penjualan suku cadang sepeda motor terlihat sejak tahun 2002 yang penjualan spare part MPM rata-rata mengalami peningkatan 23 persen per tahun. Pada tahun 2015, diprediksi penjualan spare part resmi alias genuine part motor Honda di Jatim meningkat 19 persen.
"Dengan begitu, kami targetkan hingga akhir tahun bisa membukukan penjualan Rp600 miliar-Rp605 miliar," katanya.
Dari angka tersebut, tambah dia, dikontribusi penjualan suku cadang baik yang fast moving maupun slow moving, termasuk oli resmi motor Honda yakni AHM Oil. Kini, komposisinya 70 persen dikontribusi oleh penjualan spare part. "Lalu, sumbangan sebanyak 30 persen penjualan oli," katanya.
Ia menyebutkan, semakin besar kesadaran masyarakat untuk mengganti suku cadang motornya juga dipengaruhi animo mereka memakai komponen motor resmi. Pada umumnya, pemilik motor sudah enggan membeli suku cadang yang tidak resmi karena khawatir kian memperburuk performa kendaraannya.
"Terkait pasar motor di Jatim, pada semester I tahun 2015 turun 13 persen. Akan tetapi, untuk merek Honda angka penurunannya sekitar enam persen," katanya.
Sementara itu, Presiden Direktur PT MPM, Suwito M, mengemukakan, untuk mencapai target peningkatan penjualan sebesar 19 persen pada tahun ini pihaknya siap melaksanakan sejumlah strategi bisnis. Seperti peningkatan layanan serta penambahan jaringan penjualan.
"Untuk jumlah titik penjualan, kini ada 1.496 jaringan toko suku cadang dan bengkel motor di Jatim dan NTT," katanya.
Dari jumlah tersebut, lanjut dia, 40 persen melalui AHASS (Astra Honda Autorized Service Station) serta sisanya toko dan bengkel umum. Hingga akhir tahun 2015 ditargetkan jumlah jaringan penjualannya bisa bertambah lebih dari 1.500 toko dan bengkel. Potensi pasar yang bisa dibidik di Jatim di antaranya Banyuwangi.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015