Surabaya (Antara Jatim) - Universitas Kristen Petra (UKP) Surabaya bekerja sama dengan Pemerintah Korea Selatan akan membuka "King Sejong Institute" (KSI) di kampus setempat pada 10 Agustus 2015.
     
"Rencananya, Dubes Korea untuk Indonesia akan datang meresmikan pembukaan KSI itu," kata Rektor UKP Surabaya Prof Dr.Eng Ir Rolly Intan MASc di sela silaturrahim Lebaran ke Kantor LKBN Antara Biro Jawa Timur di Surabaya, Senin.
     
Didampingi Wakil Rektor Prof Dr Ir Djuwantoro Hardjito dan Ir F Jones Syaranamual M.Eng, serta Kepala Humas UKP Jandy Luik MA.Comms, ia menjelaskan ada 70 aplikasi yang diajukan ke Pemerintah Korea untuk pendirian KSI.
     
"Dari 70 aplikasi itu hanya 16 aplikasi yang disetujui, termasuk usulan dari kami (UKP). Nantinya, di Indonesia ada dua 'King Sejong Institute' yakni di Pusat Kebudayaan Korea di Jakarta dan di UKP," katanya.
     
Menurut dia, Sejong adalah raja keempat dari Dinasti Joseon Korea yang menciptakan alfabet Korea pada 1446, karena itu King Sejong sangat menginspirasi masyarakat Korea, sebab memiliki jasa yang besar.
     
"King Sejong itu merupakan pemimpin yang berjasa melahirkan huruf dan bahasa bagi masyarakat Korea yang berbeda dengan Tiongkok, karena itu KSI di UKP akan menjadi pusat budaya dan bahasa Korea," katanya.
     
Selain itu, KSI di UKP juga akan bisa menjadi "jembatan" untuk membuka pusat budaya dan bahasa Indonesia di Korea, namun "jembatan" itu masih bergantung kepada kebijakan pemerintah Indonesia.
     
"Tapi, kami senang dengan masukan dari Antara untuk mengupayakan pusat budaya itu tidak hanya menampilkan budaya Korea tapi ada kolaborasi budaya Korea-Indonesia," katanya.
     
Di sela silaturrahim yang diterima Asisten Pemberitaan LKBN Antara Biro Jatim, Slamet Hadi Purnomo, dan sejumlah staf LKBN Antara Biro Jatim itu, ia juga memaparkan rencana UKP menggelar acara rutin "Petra Parade" ke-6 pada 18-21 Agustus 2015.
     
"Bukan sekadar Open House bagi kampus kami, tapi kami juga membuka kelas untuk siswa SMA bertanya secara face to face tentang jurusan yang ada, sehingga mereka tidak akan salah pilih jurusan saat kuliah kelak. Ada pula seminar parenting agar orang tua tidak memaksakan studi," katanya. (*)

Pewarta: Edy M Yakub

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015