Surabaya (Antara Jatim) - Ketua DPC Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kota Surabaya Syamsul Arifin langsung bergerak cepat pasca-turunnya rekomendasi dari DPP PKB kepada dirinya sebagai calon wali kota Surabaya dengan melakukan komunikasi dengan pimpinan parpol yang tergabung dalam Koalisi Majapahit serta para tokoh masyarakat dan ulama.

"Saya sudah dapat kabar soal itu. Makanya kita bicarakan hal ini dengan Koalisi Majapahit (Gerindra, Demokrat, Golkar, PKS, PAN dan PKB)," kata Syamsul kepada Antara di Surabaya, Minggu.
    
Menurut dia, semua parpol yang tergabung dalam Koalisi Majapahit sudah diberi tahu kalau PKB sudah menunjuk Syamsul sebagai Cawali Surabaya. Hasilnya, hampir mayoritas parpol di Koalisi Majapahit mendukung dengan syarat.
    
Saat ditanya syarat yang ditawarkan, Syamsul  secara diplomatis mengatakan syarat tidak setengah-setengah melainkan harus totalitas untuk memenangkan Pilkada Surabaya yang digelar Desember 2015.
    
Apalagi, calon yang dihadapi adalah Tri Rismaharini atau petahana yang saat ini menjabat sebagai Wali Kota Surabaya.
    
Begitu juga saat ditanya konsekuensi lain jika tidak diusung Koalisi Majapahit, melainkan diusung sejumlah parpol, Syamsul mengatakan tidak mempermasalahkannya. "Yang penting sudah dimandatkan ke saya," katanya.
    
Ketua Umum Dewan Pimpinan Partai (DPP) PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) di sela acara halal bihalal PKB di Jl Warung Sila, Ciganjur, Jakarta, Minggu (26/7) menegaskan partainya yang masuk jajaran Koalisi Majapahit tak mendukung Tri Rismaharini untuk maju dalam Pilkada Surabaya, melainkan sudah menyiapkan calon sendiri yakni Ketua DPC PKB Surabaya Syamsul Arifin.
    
Cak Imin menambahkan PKB siap berkoalisi oleh parpol di Koalisi Indonesia Hebat (KIH) atau Koalisi Merah Putih (KMP). Dia menyebut koalisi ini sangat cair hingga hari pertama pendaftaran Pilkada serentak. (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015