Trenggalek (Antara Jatim) - Warga Trenggalek, Jawa Timur, merayakan Lebaran Ketupat dengan melepas seribu lebih balon udara atau balon asap berukuran 2-25 meter, sesaat setelah menjalankan ibadah salat sunah dhuha berjamaan, Jumat pagi sekitar pukul 07.00 WIB.

Antara di Trenggalek melaporkan,  balon udara terbuat dari plastik itu mengudara  karena didorong menggunakan bola api.  Banyaknya balon udara yang dilepas warga membuat langit di atas Trenggalek dihiasi balon udara dari berbagai ukuran.

"Di lingkungan kami saja, ada sekitar 50 balon udara kami lepas. Tahun lalu bahkan lebih banyak, dalam sehari bisa sampai 400-an balon udara dilepas," kata Ketua Panitia Perayaan Lebaran Ketupat Mushala Baitussalam, Desa Wonoanti, Kecamatan Gandusari, Trenggalek, Sunardi.

Di Desa Wonoanti, setiap lingkungan melakukan kegiatan serupa, melepas balon-balon udara untuk memeriahkan datangnya Lebaran Ketupat.

Pemandangan serupa terlihat di beberapa daerah lain di Trenggalek, mulai dari Kecamatan Durenan yang menggelar memiliki tradisi "pesta" ketupat gratis, hingga wilayah kota maupun pedalaman.

"Setiap daerah di sini (Trenggalek) memiliki cara dan tradisi sendiri-sendiri untuk merayakan Lebaran Ketupat. Pemerintah dalam hal ini hanya mendukung selama kegiatan itu positif dan memiliki semangat kearifan lokal," kata Kabag Humas Pemkab Trenggalek, Yuli Priyanto.

Kendati atraksi pelepasan balon udara cukup banyak, Sunardi dan beberapa warga lain mengaku jumlah itu tidak sebanyak tahun-tahun sebelumnya, karena Lebaran Ketupat tahun ini jatuh pada hari Jumat, sehingga waktu untuk pelepasan balon terbatas karena tengah hari harus menunaikan ibadah shalat Jumat.

"Kami mohon maaf, kegiatan kali ini tidak semeriah tahun lalu. Sebab jika banyak, pelepasan balon butuh waktu panjang, biasanya hingga sore," kata Sunardi.

Tradisi pelepasan balon udara itu sendiri konon telah berlangsung sejak belasan tahun silam.
 

Seperti halnya saat perayaan Idul Fitri, pesta balon udara dimaksudkan untuk menciptakan kemeriahaan dan luapan rasa syukur setelah enam hari menjalankan ibadah sunah puasa syawal sejak H+2 Lebaran. (*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015