Kediri (Antara Jatim) - Petugas Kepolisian Resor Kediri Kota, Jawa Timur, masih melengkapi berkas tersangka pencabulan pada sejumlah anak yang dilakukan oleh seorang pengusaha asal daerah setempat SS atau Koko.
"Berkasnya terus kami lengkapi. Nanti jika sudah lengkap dan dinyatakan P21, kami limpahkan ke kejaksaan," kata Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat Polres Kediri Kota AKP Anwar Iskandar di Kediri, Kamis.
Ia mengatakan polisi masih menahan tersangka Koko. Namun, ia tidak ditahan di sel penjara, sebab yang bersangkutan mengaku masih sakit. Ia saat ini masih dirawat di rumah sakit akibat penyakit jantung yang dideritanya.
Ia juga mengatakan, polisi sudah mengantisipasi jika yang bersangkutan hendak melarikan diri. Di lokasi Koko dirawat, ada petugas kepolisian yang berjaga. Selain itu, tangan Koko juga diborgol, agar tidak lari.
"Petugas jaga 24 jam di rumah sakit," ujarnya.
Koko atau SS, seorang pengusaha asal Kediri dilaporkan ke polisi karena tuduhan persetubuhan pada anak yang masih di bawah umur. Korbannya rata-rata masih usia sekolah, antara 13 sampai 17 tahun.
Sampai saat ini, polisi masih menerima laporan dari lima anak yang menjadi korban. Namun, dimungkinkan di luar jumlah itu, masih ada belasan anak lainnya yang juga menjadi korban kejahatan seksual yang dilakukan tersangka Koko.
Polisi sempat hampir kecolongan, saat Koko hendak kabur. Ia berhasil ditangkap polisi saat memasuki bandara dan hendak pergi ke luar negeri, tepatnya ke Eropa. Ia akhirnya dibawa ke Markas Polres Kediri Kota, untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Berbagai desakan penuntasan kasus tersebut juga dilayangkan oleh kalangan pemerhati anak, seperti lembaga swadaya masyarakat, mahasiswa serta masyarakat umum. Mereka berharap, polisi mengusut tuntas kasus itu dan tidak gentar walaupun Koko dinilai sebagai orang yang "berkuasa".
Koko sendiri pengusaha yang cukup terkenal di Kediri dan diketahui dekat dengan pejabat di Pemerintah Kabupaten Kediri. Berbagai proyek fisik dikerjakannya termasuk proyek pembangunan Simpang Lima Gumul (SLG) di kabupaten itu.
Proyek pembangunan SLG juga sempat menuai pro dan kontra, sebab proyek itu menghabiskan anggaran pemda mencapai ratusan miliar rupiah. Direncanakan, SLG menjadi kawasan kota baru di Kabupaten Kediri, yang nantinya dipenuhi tempat wisata, perkantoran serta pertokoan. Namun, sampai saat ini di lokasi itu masih minim lokasi pertokoan. Bahkan, tempat wisata pun juga tidak terlalu ramai. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
"Berkasnya terus kami lengkapi. Nanti jika sudah lengkap dan dinyatakan P21, kami limpahkan ke kejaksaan," kata Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat Polres Kediri Kota AKP Anwar Iskandar di Kediri, Kamis.
Ia mengatakan polisi masih menahan tersangka Koko. Namun, ia tidak ditahan di sel penjara, sebab yang bersangkutan mengaku masih sakit. Ia saat ini masih dirawat di rumah sakit akibat penyakit jantung yang dideritanya.
Ia juga mengatakan, polisi sudah mengantisipasi jika yang bersangkutan hendak melarikan diri. Di lokasi Koko dirawat, ada petugas kepolisian yang berjaga. Selain itu, tangan Koko juga diborgol, agar tidak lari.
"Petugas jaga 24 jam di rumah sakit," ujarnya.
Koko atau SS, seorang pengusaha asal Kediri dilaporkan ke polisi karena tuduhan persetubuhan pada anak yang masih di bawah umur. Korbannya rata-rata masih usia sekolah, antara 13 sampai 17 tahun.
Sampai saat ini, polisi masih menerima laporan dari lima anak yang menjadi korban. Namun, dimungkinkan di luar jumlah itu, masih ada belasan anak lainnya yang juga menjadi korban kejahatan seksual yang dilakukan tersangka Koko.
Polisi sempat hampir kecolongan, saat Koko hendak kabur. Ia berhasil ditangkap polisi saat memasuki bandara dan hendak pergi ke luar negeri, tepatnya ke Eropa. Ia akhirnya dibawa ke Markas Polres Kediri Kota, untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Berbagai desakan penuntasan kasus tersebut juga dilayangkan oleh kalangan pemerhati anak, seperti lembaga swadaya masyarakat, mahasiswa serta masyarakat umum. Mereka berharap, polisi mengusut tuntas kasus itu dan tidak gentar walaupun Koko dinilai sebagai orang yang "berkuasa".
Koko sendiri pengusaha yang cukup terkenal di Kediri dan diketahui dekat dengan pejabat di Pemerintah Kabupaten Kediri. Berbagai proyek fisik dikerjakannya termasuk proyek pembangunan Simpang Lima Gumul (SLG) di kabupaten itu.
Proyek pembangunan SLG juga sempat menuai pro dan kontra, sebab proyek itu menghabiskan anggaran pemda mencapai ratusan miliar rupiah. Direncanakan, SLG menjadi kawasan kota baru di Kabupaten Kediri, yang nantinya dipenuhi tempat wisata, perkantoran serta pertokoan. Namun, sampai saat ini di lokasi itu masih minim lokasi pertokoan. Bahkan, tempat wisata pun juga tidak terlalu ramai. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015