Kediri (Antara Jatim) - Laju inflasi di Kota Kediri, Jawa Timur pada Juni 2015 nisbi rendah hanya 0,26 persen, lebih rendah jika dibandingkan dengan inflasi di Surabaya yang mencapai 0,54 persen pada bulan yang sama.

"Inflasi di Kediri masih rendah, artinya daya beli masyarakat juga masih terjangkau," kata Kepala Seksi Statistik dan Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Kediri Lulus Hariyono di Kediri, Sabtu.

Ia mengatakan, inflasi yang terjadi pada Juni 2015 ini memang lebih tinggi jika dibandingkan dengan inflasi pada Mei 2015 yang hanya 0,21 persen. Adanya kenaikan inflasi ini, salah satunya karena adanya kenaikan harga sejumlah bahan pokok.

Beberapa kelompok pengeluaran yang memicu kenaikan indeks, seperti kelompok bahan makanan sebesar 0,64 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,32 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,15 persen, kelompok sandang sebesar 0,05 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,11 persen, serta kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,16 persen.

"Komoditas beberapa bahan pokok mengalami kenaikan harga dan ini menghadapi momentum puasa dan lebaran tahun 2015," ujarnya.

Selain ada kelompok yang memicu naiknya inflasi, tapi ada juga beberapa kelompok yang justru mengalami penurunan, yaitu kelompok pengeluaran pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,03 persen.

Sementara itu, beberapa komoditas yang memberikan sumbangan terbesar pada inflasi di Kota Kediri pada Juni 2015 adalah beras, gula pasir, daging ayam ras, telur ayam ras, bensin, apel, kacang panjang, semangka, pisang, dan lele.

Sedangkan, komoditas yang memberikan tekanan terbesar terhadap inflasi di Kota Kediri pada Juni 2015 adalah bawang merah, tomat sayur, sawi hijau, bawang putih, terong panjang, semen, tomat buah, kembang kol, serta kangkung.

Ia juga mengatakan, kebijakan pemerintah untuk mengadakan operasi pasar atuapun pasar murah dinilai cukup bermanfaat. Harga sejumlah bahan pokok seperti beras, bawang merah, yang mengalami kenaikan cukup tinggi, ternyata mampu ditekan.

"Beras mengalami kenaikan harga, antara Rp100 sampai Rp200 per kilogram. Kebijakan operasi pasar ini, cukup menekan harga di pasar," paparnya.(*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015