Surabaya (Antara Jatim) - Bazar Ramadhan yang  digelar Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya  di Jl. Jimerto sejak Rabu (1/7) hingga empat hari ke depan terlihat sepi pengunjung karena tidak adanya seremonil atau dibuka langsung oleh Wali Kota Surabaya.

"Memang tidak ada acara seperti itu. Apalagi jadwal bu wali kota cukup padat," kata Kepala Dinas Perdagangan dan Industri Kota Surabaya Widodo Suryantoro, di Surabaya, Rabu.

Ia mengatakan kegiatan bazar ini dilakukan dengan melibatkan seluruh SKPD di lingkungan pemkot Surabaya. Bazar ini dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan para pegawai pemkot saat bulan Ramadhan.

"Saya tidak tahu persis jumlah pedagang yang berjualan di sana, namun cukup banyak. Sebab,  SKPD membawa UMKM binaannya untuk berjualan di bazar. Sasaran utama pembelinya adalah pegawai pemkot," katanya .

Informasi yang diperoleh Antara sejumlah pedagang mengeluhkan sepinya bazar Ramadhan kali ini. Seperti yang diungkapkan salah satu pedagang  kerupuk dan makanan matang yang namanya enggan ditulis.      Ia mengatakan  sejak bazaar Ramadhan yang pertama hingga yang kedua saat ini,  tidak ada acara pembukaan atau penutupan yang dilakukan oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.          

"Saya sih kepingin ada pembukaan oleh wali kota sehingga baazar ini terasa hidup dan memiliki daya tarik. Kalau yang terjadi sekarang ini,  bazar ini ya buka-buka sendiri dan tutup-tutup sendiri, Jadi terasa landa-landai saja," katanya.

Hal senada diungkapkan seorang pedagang kue kering. Ia menambahkan, karena tak ada gemanya,  dirinya tak berani membawa barang dagangan banyak-banyak. Sebab, pengunjungnya sepi karena terbatas yang datang dari pegawai pemkot.

"Stan yang laku itu bisa dihitung dengan jari. Sekarang mas lihat penjual makanan tradisional di ujung barat, kurang laku sehingga jadi kasihan. Seharusnya ada daya tarik tersendiri sehingga semua pegawai pemkot dan masyarakat umum, mau membeli di sini," katanya.

Bazar diketahui baru agak ramai ketika waktu pulang pegawai Pemkot Surabaya sekitar pukul I4.30 WIB, namun ketika sudah sekitar pukul I6.00, suasana sangat sepi.  

Akibatnya, pedagang sudah mengemasi barang dagangannya karena sulit berharap masyarakat luar datang untuk berbelanja di sana. Karena  banyak barang dagangannya yang tersisa, mereka berencana menjual di tempat lain. (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015