Surabaya (Antara Jatim) - Sebanyak 64 guru dan dosen dari tujuh provinsi dilatih oleh USAID-PRIORITAS untuk mengkaji dan menyusun laporan tentang penelitian tindakan kelas (PTK) di Jakarta pada 22-25 Juni lalu.
     
Siaran pers dari USAID-PRIORITAS yang diterima Antara di Surabaya, Sabtu, menyebutkan lokakarya kajian dan penyusunan laporan PTK itu penting untuk meningkatkan kemampuan guru dan dosen dalam penulisan karya ilmiah.
     
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya mengatur penulisan karya ilmiah sebagai syarat wajib dari unsur dan sub unsur kegiatan guru yang dinilai angka kreditnya terhitung mulai 1 Januari 2013.
     
Implementasinya, syarat penulisan karya tulis ilmiah, salah satunya harus dilakukan guru melalui penelitian tindakan kelas (PTK). PTK merupakan jenis penelitian untuk mengatasi permasalahan di dalam kelas.
     
"Para guru, mulai golongan kepangkatan III/a untuk naik pangkat, harus melakukan kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB), yang salah satu kegiatannya melakukan PTK," kata Hari Amirullah, perwakilan Pusat Pengembangan Program Profesi Pendidik Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Pusbangprodik Ditjen GTK Kemendikbud) dalam lokakarya itu.
     
Oleh karena itu, ia menilai Lokakarya Kajian dan Penyusunan Laporan Pendidikan Tindakan Kelas yang diselenggarakan USAID PRIORITAS untuk 32 guru dan 32 dosen dari tujuh provinsi akan meningkatkan intensitas penelitian tindakan kelas.
     
"Lokakarya ini sangat membantu guru untuk menghasilkan laporan penelitian yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu pembelajaran di kelas dan dapat diajukan untuk kenaikan pangkat guru," katanya di sela lokakarya.
     
Senada dengan itu, spesialis pengembangan LPTK USAID PRIORITAS Jatim, Nur Kholis, mengatakan lokakarya PTK sangat bagus untuk membekali dan meningkatkan kemampuan dosen dan guru untuk melakukan tindakan setelah melihat dan mendapatkan masalah saat proses pembelajaran di kelas.
     
"Ibarat dokter, guru dan dosen yang berkumpul ini akan mencari obat dan ramuan yang pas untuk menyembuhkan penyakit. Setelah ditemukan, ramuan itu nanti dibawa kembali ke sekolah untuk dipraktikkan. Tentunya setelah ada keputusan dengan melihat data secara kualitatif dan kuantitatif," paparnya.  
     
Salah satu contohnya adalah saat seorang guru mencoba memetakan dan mengurai masalah pembelajaran dengan menggunakan metode buku besar (big book). Setelah diteliti, ternyata metode itu sangat efektif untuk memudahkan siswa dalam proses belajar.
     
Hal itu juga dibenarkan Ajar Budi Kuncoro selaku Koordinator Ahli Pengembangan LPTK dan Pemangku Kepentingan USAID PRIORITAS.
     
"Dosen dapat memperkuat guru dalam menerapkan teori pembelajaran yang relevan untuk menyelesaikan masalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru, lalu dosen di perguruan tinggi juga dapat membantu menemukan solusi atas masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi guru," katanya.
     
Sementara itu, Penasihat Pembelajaran USAID Prioritas Lynne Hill berharap kolaborasi dosen dan guru dalam PTK dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang bermanfaat untuk keduanya.
     
"Dosen melakukan PTK untuk publikasi ilmiah dan membantu peningkatan mutu pembelajaran di kelas sebagai pengalaman nyata untuk bahan perkuliahan, sedangkan guru melakukan PTK sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pembelajaran di kelas dan meningkatkan profesionalismenya," katanya. (*)

Pewarta: Edy M Yakub

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015