Surabaya (Antara Jatim) - Museum Mahanandi di Jalan Raya Jemursari 85-B, Surabaya, mengoleksi koin, patung Dewi Tara (Dewi Sri), dan potongan gerabah peninggalan Majapahit yang ditemukan di kawasan Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur.
"Selain mengumpulkan semua 'harta' gereja, saya juga mengoleksi beberapa peninggalan agama Hindu dari zaman Majapahit," kata pendiri Museum Mahanandi, Johan Yan, di Surabaya, Kamis.
Penerima penghargaan gelar pangeran kehormatan dari Pakubuwono XIII Solo dalam bidang kebudayaan (2012) itu mengaku patung Dewi Tara (Dewi Sri) dan potongan gerabah peninggalan Majapahit yang ditemukan erat dengan kaitan datangnya Islam.
"Patung Dewi Tara yang terbuat dari perpaduan perunggu dan emas itu kami temukan dimasukkan dalam sumur di kawasan dekat Candi Brahu Trowulan yang dilengkapi sesaji. Patung itu dimasukkan ke dalam sumur untuk diselamatkan, karena Islam masuk setelah Majapahit runtuh," katanya,
Bahkan, gerabah yang merupakan lambang-lambang sapi, babi, manusia pun terlihat kepala dan badannya terputus, karena Islam memang melarang tindakan kultus kepada binatang dan patung secara berlebihan.
"Gerabah yang merupakan potongan patung sapi, babi, manusia, dan sebagainya itu kami temukan di lahan tebu dan pembuatan batu bata, ternyata di dalamnya banyak gerabah peninggalan Majapahit yang akhirnya kami sambung dengan melihat buku barang peninggalan abad 13-14," katanya.
Menurut motivator budaya yang juga pendiri perusahaan motivasi PT Total Quality (Surabaya-Jakarta-Singapura) itu, pihaknya juga menemukan koin peninggalan Majapahit yang terbuat dari perak dan tembaga yang diikat dengan tali dalam jumlah tertentu.
"Koin itu masih sering digunakan upacara Ngaben sebagai bekal uang untuk mereka yang meninggal dunia, tapi koin yang dipakai Ngaben itu umumnya tidak asli karena terbuat dari bahan yang bukan perak dan tembaga," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
"Selain mengumpulkan semua 'harta' gereja, saya juga mengoleksi beberapa peninggalan agama Hindu dari zaman Majapahit," kata pendiri Museum Mahanandi, Johan Yan, di Surabaya, Kamis.
Penerima penghargaan gelar pangeran kehormatan dari Pakubuwono XIII Solo dalam bidang kebudayaan (2012) itu mengaku patung Dewi Tara (Dewi Sri) dan potongan gerabah peninggalan Majapahit yang ditemukan erat dengan kaitan datangnya Islam.
"Patung Dewi Tara yang terbuat dari perpaduan perunggu dan emas itu kami temukan dimasukkan dalam sumur di kawasan dekat Candi Brahu Trowulan yang dilengkapi sesaji. Patung itu dimasukkan ke dalam sumur untuk diselamatkan, karena Islam masuk setelah Majapahit runtuh," katanya,
Bahkan, gerabah yang merupakan lambang-lambang sapi, babi, manusia pun terlihat kepala dan badannya terputus, karena Islam memang melarang tindakan kultus kepada binatang dan patung secara berlebihan.
"Gerabah yang merupakan potongan patung sapi, babi, manusia, dan sebagainya itu kami temukan di lahan tebu dan pembuatan batu bata, ternyata di dalamnya banyak gerabah peninggalan Majapahit yang akhirnya kami sambung dengan melihat buku barang peninggalan abad 13-14," katanya.
Menurut motivator budaya yang juga pendiri perusahaan motivasi PT Total Quality (Surabaya-Jakarta-Singapura) itu, pihaknya juga menemukan koin peninggalan Majapahit yang terbuat dari perak dan tembaga yang diikat dengan tali dalam jumlah tertentu.
"Koin itu masih sering digunakan upacara Ngaben sebagai bekal uang untuk mereka yang meninggal dunia, tapi koin yang dipakai Ngaben itu umumnya tidak asli karena terbuat dari bahan yang bukan perak dan tembaga," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015