Tulungagung (Antara Jatim) - Sebanyak enam sekolah tingkat SMP dan SMA di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur mendapat otonomi menyelenggarakan kelas khusus untuk menampung siswa berprestasi nonakademik serta siswa kurang mampu.
    
"Kelas khusus ini sudah ada ketentuan resmi dari kepala dinas jadi memang diperbolehkan," Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tulungagung, Bambang Triono di Tulungagung, Selasa.
    
Ia menjelaskan, siswa berprestasi nonakademik terutama diprioritaskan bagi mereka yang memiliki prestasi di bidang kesenian dan olahraga.
    
"Tujuannya agar memudahkan membimbing siswa sehingga meraih prestasi lebih baik," tandasnya.
    
Enam sekolah yang mendapat rekomendasi mengelola kelas khusus tersebut masing-masing adalah SMAN 1 Kedungwaru, SMAN 1 Boyolangu, SMPN 1 Tulungagung, SMPN 2 Tulungagung, SMPN 3 Tulungagung, dan SMPN 1 Kauman.
    
Meski mendapat rekomendasi kelas khusus, jumlah rombel tetap maksimal sembilan.
    
"Rombel (rombongan belajar) tetap sembilan, tak boleh lebih. SMP 36 siswa per kelas, sedangkan SMA 40 siswa per kelas," jelas Bambang
    
Penerimaan peserta didik baru (PPDB) sendiri sesuai jadwal dimulai awal Juli.
    
Jalur PPDB "online" atau dalam jaringan (daring) dan "offline" atau pendaftaran langsung menjadi pilihan bagi calon siswa baru.
    
Untuk jalur offline, beberapa sekolah menyediakan kelas khusus yang diperuntukkan bagi siswa berprestasi nonakademik dan siswa kurang mampu.
    
SMAN 1 Kedungwaru, misalnya, sekolah ini dipastikan memberlakukan jalur khusus melalui pendaftaran langsung untuk siswa berprestasi akademik dan nonakademik.
    
Meski jumlah kuotanya tak sebanyak PPDB online atau daring, lanjut dia, jalur tersebut tetap diminati.
    
"Kami menyebutnya jalur khusus. Biasanya untuk siswa berprestasi dan siswa miskin," jelas Humas SMAN 1 Kedungwaru, Sudarwanto.
    
Dikatakan Sudarwanto, untuk jalur ini, biasanya siswa bersangkutan melampirkan bukti terkait prestasinya, seperti piagam penghargaan ataupun surat keretangan kurang mampu bagi siswa miskin.
    
"Untuk prosentasenya belum pasti, menunggu dari Dinas Pendidikan. Yang pasti jumlahnya lebih sedikit dibanding jalur online," kata dia.(*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015