Surabaya (Antara Jatim)- Otoritas Pelabuhan (Otpel) Tanjung Perak menilai "dwelling time" di wilayah kerjanya lebih baik karena performa tersebut mampu mencatatkan waktu lebih kecil dibandingkan di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta.


"Dengan akses jalan yang relatif lebih lancar dan tidak terjadi kemacetan ini juga menjadi salah satu faktor dwelling time (waktu tunggu ke luar barang dari pelabuhan) di Pelabuhan Tanjung Perak lebih kecil dibandingkan Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta," kata Kepala Otoritas Pelabuhan Tanjung Perak, Wahyu Hidayat, di Surabaya, Minggu.


Ia menyatakan, sampai saat ini Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya memiliki banyak kelebihan dibandingkan Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta. Seperti pemeriksaan oleh karantina dilakukan di luar terminal.


"Melalui cara itu tidak menyebabkan terjadinya hambatan lamanya barang ke luar dari pelabuhan," ujarnya.


Kemudian, jelas dia, Terminal Petikemas di Pelabuhan Tanjung Perak juga masih memiliki Yard Ocupancy Ratio (YOR) 52 persen. Padahal standarnya adalah 60 persen. Dari kinerja itu artinya secara kapasitas Tanjung Perak masih sangat memadai.


"Pada masa mendatang, kami harap agar waktu free penumpukan petikemas selama tiga hari di lokasi terminal bisa dikurangi menjadi hanya dua hari. Tujuannya, bisa memaksa pemilik barang untuk bisa segera mengeluarkan barang dari pelabuhan," katanya.


Senada dengan Otpel, Direktur Utama PT Pelindo III (Persero), Djarwo Surjanto, mengatakan, potensi Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya semakin bagus. Apalagi sejak selesainya revitalisasi alur pelayaran barat surabaya (APBS) yang kedalamannya semula hanya -9,5 mLWS kini menjadi kedalaman -13 mLWS.(*)

Pewarta: Ayu Citra Sukma Rahayu

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015