Makam Raden Bagus Assra yang terletak Kelurahan Sekarputih, Kecamatan Tegalampel, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, menjadi salah satu jujukan mereka yang ingin berziarah ke makam-makam para pemuka agama zaman dahulu.

Makam yang biasa disebut pasarean tokoh yang dikenal dengan sebutan Ki Ronggo atau Ki Ronggo Mas Ngabehi Kertonegoro itu biasa didatangi masyarakat, tidak hanya dari Bondowoso, melainkan juga dari berbagai daerah di Pulau Jawa. Bahkan menurut juru kunci, Suhartono alias Pak Lina, juga datang dari Maluku, Papua, Banten, Madura. Ada juga beberapa pengunjung dari luar negeri.

"Mereka biasanya mengaji, baca Yasin dan tahlilan. Ada juga yang datang rombongan untuk istighatsah, ada juga yang datang per orangan," ungkap Suhartono.

Ia menjelaskan bahwa menjelang puasa tahun ini belum banyak yang datang ke pasarean itu. Namun biasanya akan mulai berdatangan setelah memasuki bulan puasa. Mereka biasanya datang pada sore. Menjelang Lebaran hingga usai beberapa pengunjung akan membeludak.

Selain Lebaran, pengunjung membeludak biasanya di bulan Syuro (kalender Jawa). Pengunjung setiap hari berdatangan selama satu bulan Syuro. Selain memanjatkan permohonan kepada Allah, tidak jarang pengunjung datang dalam rangka syukuran setelah hajatnya terkabul, tutur Suhartono.

Lokasi makam keluarga besar Ki Ronggo dan keturunannya itu berada sekitar 3 Km utara Alun-Alun Kota Bondowoso. Pasarean itu tergolong asri karena dinaungi rimbunnya dedaunan pohon besar, khususnya beringin yang tidak pernah dipotong.

Pasarean itu ada dua bagian. Bagian utama berada di ketinggian yang merupakan makam Ki Ronggo dan keluarga dekat dan bagian kedua di bawah yang juga merupakan keluarga. Biasanya para pengunjung mengaji dan berdoa di bagian utama pasarean itu yang memang disediakan karpet dan tempat oleh pengurus pasarean.

Makam Ki Rnggo itu dikeramatkan karena merupakan tokoh penting di Bondowoso semasa hidupnya. Ki Ronggo adalah Bupati I Bondowoso yang berkuasa mulai 1819 hingga 1830. Selain dikenal sebagai keturunan raja, Ki Ronggo juga dikenal sebagai ulama.

Catatan di Pemkab Bondowoso menyebutkan sejarah Ki Ronggo berawal dari Pamekasan, Madura. Ki Ronggo adalah anak dari Demang Walikromo pada masa pemerintahan panembahan di bawah Adikoro IV, menantu Tjakraningkat Bangkalan. Demang Walikoromo adalah putra Adikoro IV.

Karena terjadi pergolakan di Madura dan khawatir dengan keselamatan Raden Bagus Assra, Nyi Sedabulangan membawa lari cucunya mengikuti eksodus besar-besaran bekas pengikut Adikoro IV ke Besuki (kini masuk Kabupaten Situbondo). Assra kecil kemudian diasuh oleh Ki Patih Alus, Patih di Wiropuro, untuk kemudian ditampung serta dididik ilmu bela diri dan ilmu agama.

Pada perjalanan berikutnya Ki Bagus Assra memimpin wilayah yang dinilai strategis yang bernama Bondowoso. Pada Selasa, 17 Agustus 1819 atau 25 Syawal 1234 H Raden Bagus Assra atau Mas Ngabehi Astrotruno menjadi penguasa wilayah dan pimpinan agama, dengan gelar M. NG. Kertonegoro dan berpredikat Ronggo I, ditandai penyerahan Tombak Tunggul Wulung. Masa Ki Ronggo memerintah adalah 1819 - 1830 yang meliputi wilayah Bondowoso dan Jember.

Pada tahun 1854, tepatnya tanggal 11 Desember 1854 Ki Ronggo wafat di Bondowoso dan dikebumikan di atas bukit kecil di Kelurahan Sekarputih Kecamatan Tegalampel, yang kemudian menjadi Pemakaman keluarga. (*)

Pewarta: Masuki M. Astro

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015