Surabaya (Antara Jatim) - Sebanyak 23 pelajar SMA/SMK/MA dari Jawa Timur dan berbagai provinsi di kawasan timur Indonesia (KTI) terpilih untuk mengikuti program "Kennedy-Lugar Youth Exchange and Study" (KL-YES) guna studi selama setahun di Amerika Serikat.

"Saya tidak menyangka bisa terpilih mewakili Maumere, padahal saat seleksi di Kupang itu 100 lebih pesertanya dan akhirnya terpilih empat orang," kata pelajar SMAK Frateran, Maumere, NTT, Octhovino Remsi Hena Ama, di Surabaya, Rabu.

Di sela pengurusan visa dan penyambutan ke-23 pelajar KL-YES 2015 oleh Konsul Jenderal AS di Surabaya Joaquin Monserrate, ia menjelaskan dirinya juga terpilih sebagai satu-satunya pelajar dari Maumere, sedangkan tiga pelajar lainnya dari Kupang.

"Saya bersyukur mendapat dukungan orang tua, karena saya harus mengeluarkan biaya untuk beberapa kali ke Kupang untuk mengikuti seleksi, padahal Maumere-Kupang itu hanya bisa ditempuh dengan pesawat, tapi usaha saya tidak sia-sia," katanya.

Oleh karena itu, Octho yang bercita-cita menjadi ahli kimia itu menyiapkan diri sebaik mungkin untuk menempuh studi selama setahun di SMA Milles Creek di Georgia, termasuk bekal kebudayaan Indonesia untuk diperkenalkan kepada orang tua asuh dan para pelajar di Georgia.

"Saya akan membawa tenun ikat atau sarung tenun, saya juga menyiapkan sejumlah lagu daerah dan tarian khas NTT serta tradisi masyarakat NTT yang semuanya akan saya perkenalkan kepada masyarakat Amerika di Georgia," katanya.

Sebaliknya, pelajar yang akan berangkat ke AS bersama rekan-rekannya pada 10 Agustus 2015 itu akan berupaya menyerap nilai positif pemuda di Amerika guna ditularkan kepada pelajar dan pemuda NTT kelak sepulangnya dari Negeri Paman Sam itu.

Secara terpisah, Konsul Jenderal AS di Surabaya Joaquin Monserrate menilai KL-YES merupakan program yang paling menarik, karena waktunya bukan hanya mingguan atau bulanan, namun setahun, apalagi pelajar adalah calon pemimpin suatu bangsa dan Indonesia adalah negara mayoritas Muslim.

"Mereka akan mengajari orang tua dan pemuda Amerika tentang Indonesia, karena mereka akan tinggal dengan keluarga Amerika dan sekolah bersama pelajar-pelajar Amerika, sehingga akan tercipta ikatan yang kuat antara orang Indonesia-Amerika," katanya.

Ia mencontohkan pengalaman pelajar Makassar yang Muslim dan tinggal bersama keluarga Amerika di Indiana. "Saking senangnya, orang tua asuhnya menyiapkan sajadah dan sering ikut bangun malam untuk sahur saat Ramadhan. Itu luar biasa," katanya.

Menurut dia, ikatan kekeluargaan seperti itu akan bertahan lama. "Buktinya, Pak Dahlan Iskan (mantan Menteri BUMN) itu kalau ke Amerika masih sering mengunjungi orang tua asuhnya dan sebaliknya keluarga orang tua asuhnya saat ke Indonesia pun mencarinya," katanya.

Akhirnya, orang Amerika akan tahu bahwa Indonesia bukan teroris, tapi ada gunung berapi. Indonesia juga bukan hanya memiliki satu bahasa, tapi ratusan bahsa. Makanan Indonesia juga bukan hanya sate, tapi sangat banyak. Masyarakat Indonesia bukan hanya tinggal di kota tapi lebih banyak yang di desa-desa kecil.

Sementara itu, pendamping peserta KL-YES 2015 dari "Bina Antarbudaya" Eka Deviana Putri mengatakan ke-23 pelajar peserta KL-YES 2015 itu berasal dari Sidoarjo, Malang, Maumere, Kupang, Makassar, Maluku, Bali, Ambon, dan Mataram. Mereka terpilih dari ribuan peserta yang mendaftar secara daring, lalu diseleksi.

"Tahun ini ada 85 peserta KL-YES 2015 yang mendapatkan beasiswa penuh dari pemerintah Amerika, namun dari wilayah Indonesia Timur hanya 23 pelajar. Yang penting, kesempatan ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin dengan melakukan 'open minded' terhadap budaya yang berbeda," katanya. (*)

Pewarta: Edy M Yakub

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015