Surabaya (ANtara Jatim) - Sebanyak 41.975 dari 588.598 peserta Ujian Nasional (UN) 2015 tingkat SMP/MTs se-Jawa Timur memiliki nilai antara 40 hingga 55 atau di bawah standar.

"Itu nilai untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, sedangkan untuk Bahasa Inggris justru ada 118.782 siswa yang bernilai 40-55," kata Kepala Disdik Jatim Saiful Rachman di Kantor Disdik Jatim, Surabaya, Senin.

Di sela rapat pembagian Daftar Kolektif Hasil Ujian Nasional (DKHUN) ke Disdik kabupaten/kota, ia menjelaskan jumlah siswa yang meraih rentang nilai 40-55 menjadi lebih banyak untuk Matematika dan IPA.

"Untuk Matematika ada 118.888 siswa yang bernilai jelek (40-55), sedangkan IPA ada 126.106 siswa. Jadi, rata-rata nilainya turun semua, bahkan di tingkat nasional juga mengalami penurunan," katanya.

Setelah DKHUN diterima, Dispendik kabupaten/kota akan memilah DKHUN untuk dibagikan ke satuan pendidikan. "Pada prinsipnya, menurut Pak Menteri, ini kan nilai murni UN. Tidak ada konvergensi dengan nilai rapor. Jadi, rata-rata nilainya turun semua," katanya.

Menurut Saiful, faktor utama penurunan nilai karena hasil UN tahun ini bukan penentu kelulusan siswa, sehingga siswa belajarnya kurang maksimal.

"Guru, kepala sekolah, dinas pendidikan, dan orang tua pun tidak mengalami stres yang tinggi. Berbeda dengan hasil UN yang kelulusannya ditentukan pemerintah," kata mantan Kepala Badan Diklat Jatim itu.

Ia berharap penurunan itu tidak terulang pada tahun depan. "Kalau memang tahun depan nilai UN tidak dipakai sebagai syarat kelulusan, saya harap nilainya jangan sampai seperti ini lagi," katanya.

Meski demikian, tak sedikit juga siswa asal Jatim yang meraih nilai UN dengan angka sempurna (100) yakni 193 peserta UN untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Peraih nilai 100 untuk mata pelajaran Bahasa Inggris berjumlah 166 siswa, sedangkan mata pelajaran Matematika yang meraih nilai sempurna sebanyak 13.626, lalu untuk mata pelajaran IPA sebanyak 2.633 siswa.

Ia menambahkan hasil UN SMP/MTs yang ada akan diterima apa adanya. "Bagi kabupaten/kota yang siswanya meraih nilai di bawah standar akan dipetakan," katanya.

Pemetaan yang mencakup nama-nama sekolah itu untuk menentukan strategi khusus yang akan ditempuh untuk mengangkat mutu pendidikan yang belum memenuhi standar nilai minimal itu.(*)

Pewarta: Edy M Yakub

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015