Banyuwangi - Pekan Seni Pelajar (PSP) Jawa Timur yang dipusatkan di Banyuwangi mulai 31 Mei sampai 3 Juni 2015 menjadi ajang pengembangan budaya masing-masing daerah di provinsi tersebut.

"Generasi muda mesti didorong untuk mencintai dan mengembangkan budaya di daerahnya, bukan hanya agar budaya lokal tetap eksis, tapi juga mampu menyerap nilai filosofis yang ada di dalam produk budaya tersebut," ujar Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kacung Marijan, yang hadir di sela-sela pelaksanaan PSP.

Menurut Kacung, secara umum, pengembangan budaya harus dilakukan secara pararel dengan pengembangan dua aspek. Pertama, aspek konten budaya di mana perlu diperdalam lagi berbagai materi kebudayaan yang bisa dikembangkan.

"Lewat Pekan Seni Pelajar, generasi muda belajar konten, mengembangkannya dalam beragam produk seni-budaya. Sehingga mereka tahu filosofinya," ujar Kacung.

Kedua, aspek pemberdayaan ekonomi masyarakat. Pengembangan budaya mesti selaras dengan penciptaan nilai tambah ekonomi di masyarakat. Caranya melalui pengemasan atraksi seni-budaya yang bagus tanpa kehilangan nilai filosofisnya.

Kacung memuji Banyuwangi yang secara rutin menyelenggarakan "Banyuwangi Festival", rangkaian kegiatan wisata tahunan yang menampilkan beragam budaya lokal dengan sentuhan pemasaran yang relatif baik.

"Banyuwangi Festival menjadi ajang pariwisata budaya yang tidak hanya sebagai bentuk menjaga kelestariannya, tapi juga menciptakan nilai ekonomi bagi masyarakat," ujarnya.

Menurut Kacung, potensi pengembangan pariwisata budaya masih sangat besar mengingat Indonesia mempunyai puluhan ribu pulau dengan lebih dari 470 suku bangsa dan 700 bahasa daerah.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menambahkan, pariwisata budaya didorong dengan mengandalkan kebudayaan khas daerah, seperti kesenian, upacara, hingga kuliner. Untuk mengembangan budaya guna keperluan pariwisata, Anas menggarisbawahi prinsip partisipasi.

"Pengembangan pariwisata budaya hanya  akan berhasil jadi jika masyarakat lokal sebagai pemilik budaya berpartisipasi aktif dalam penyelenggaraannya," ujarnya.

Masyarakat lokal juga mesti merasakan nilai ekonomi dari pengembangan budaya yang dilakukan. "Pariwisata budaya terbukti memberikan multiplier effect di mana masyarakat bisa memproduksi beragam kerajinan, makanan, atau menjadi pelaku usaha pariwisata lainnya seperti pemandu wisata," ujarnya.

Termasuk dari ajang Pekan Seni Pelajar (PSP) di Banyuwangi yang diikuti oleh ribuan pelajar se-Jatim. Bersama orangtua, guru, dan para perangkatnya, mereka membeli oleh-oleh dan berbelanja di Banyuwangi.

PSP adalah event dua tahunan yang memberikan kesempatan bagi para pelajar mulai SD sampai SMA untuk mengeksplorasi bakat dan minat yang dimiliknya. PSP Jatim 2015 diikuti ribuan peserta dari 28 kabupten/kota. Ada 9 kegiatan lomba dalam PSP ini, antara lain, paduan suara, baca puisi, teater, tari, musik tradisi, lukis, poster, dan desain tekstil.(*)

Pewarta: Masuki M. Astro

Editor : Akhmad Munir


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015