Jember (Antara Jatim) - Tanaman tembakau merupakan tanaman yang ditanam secara turun temurun oleh sebagian warga di Kabupaten Jember, Jawa Timur.

     Bahkan, para petani tradisional di kabupaten setempat tetap menanam tembakau, meskipun harus menderita kerugian akibat harga tembakau yang anjlok.

     Warisan pertanian tembakau yang turun temurun di Jember tersebut menyebabkan kabupaten setempat dikenal sebagai "Kota Tembakau" karena hasil tembakaunya yang mendunia dan berkualitas.

     Dan tidak heran, kalau Jember memiliki museum dan perpustakaan tembakau yang dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengujian Sertifikasi Mutu Barang - Lembaga Tembakau Jember Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur yang berada di Jalan Kalimantan Nomor 1 Jember.

      "Museum tembakau itu masih belum diluncurkan secara resmi karena masih perlu pembenahan dan penambahan beberapa item tembakau," kata Kepala UPT Pengujian Sertifikasi Mutu Barang - Lembaga Tembakau Jember, Ir Desak Nyoman Siksiawati.    

     Nuansa museum yang modern dan minimalis tersebut berbeda dengan museum pada umumnya yang biasanya dipenuhi dengan barang-barang kuno dan terkesan kaku karena di museum tembakau tersebut banyak dipajang berbagai daun tembakau dari sejumlah daerah dan produk diversifikasi tembakau.

     Memasuki pintu museum, pengunjung langsung disambut nuansa tembakau dengan aksesoris gedung seperti lukisan petani di hamparan hijaunya tembakau, lukisan tarian khas Jember tentang tembakau (Labako), dan juga lukisan seorang lelaki tua yang menghisap cerutu.

     "Di museum juga tersedia lembaran daun tembakau kering yang berasal dari sejumlah perusahaan penjual dan pengekspor tembakau di Jember seperti PTPN X, Kopa TTN, PT Mayangsari, PT GMIT, PT Tempurejo dan PT IDS, dan PT ITT," paparnya.

     Perusahaan tembakau tersebut merupakan sedikit dari puluhan perusahaan pembeli tembakau rakyat Jember dan mereka yang menjual tembakau Jember keluar daerah seperti luar Jawa, bahkan luar negeri seperti ke Eropa karena tembakau Jember sangat terkenal.

      Di dalam museum itu, ada dua etalase yang tidak biasa yakni berisi tembakau kering dan etalase itu tidak dalam bentuk lemari kaca yang berdiri karena kedua etalase berada di lantai yang dilapisi kaca.

     Di dalam etalase kaca itu, ada dua jenis tembakau yakni di sebelah sisi barat, berisi lembaran daun tembakau kering yang siap eskpor dan di sebelah timur, berisi tembakau rajang.

     "Aneka daun tembakau rajang dari sejumlah kota sentra tembakau di Indonesia juga ada seperti tembakau rajang Maesan (Bondowoso), Prancak (Sumenep), Tanjungsari Tasikmalaya (Jawa Barat), Paiton - Besuk (Probolinggo), Curahnongko tanpa gula (Jember), tembakau Bojonegoro dan Sinjai," ungkapnya.

     Desak berharap ke depan nantinya, koleksi tanaman tembakau di daerah lain di Indonesia bisa ditampilkan di museum tembakau yang di kelolanya karena rajangan tembakau di tiap-tiap daerah berbeda.

     Seperti rajangan tembakau Sinjai, selain halus juga dibentuk bulat seperti makanan rolade. Sedangkan rajangan tembakau Tanjungsari Tasikmalaya lebih tipis dan lembut dibandingkan rajangan Maesan atau Bojonegoro. Bahkan, tiap tembakau juga memiliki warna yang berbeda.

     "Pengunjung tidak usah jauh-jauh ke beberapa daerah untuk melihat bagaimana daun tembakau di Sinjai, Bojonegoro, maupun di Sumenep Madura karena di museum tembakau sudah ada," katanya.

      Tidak hanya tembakau yang dipamerkan dalam museum itu, diversifikasi produk tembakau pun menghiasi ruangan tersebut seperti parfum, bio diesel, pestisida tanaman, pupuk organik, dan minyak atisiri, filter rokok, dan produk pengobatan.

     "Saya ingin masyarakat luas melihat tembakau tidak hanya sebagai rokok saja, namun tembakau dapat dijadikan berbagai produk olahan yang bisa bermanfaat di masyarakat," ucap perempuan kelahiran Tabanan Bali itu.

     Kepala UPT Pengujian Sertifikasi Mutu Barang dan Lembaga Tembakau Jember itu berharap potensi tembakau tersebut menjadi salah satu agenda wisata yang bisa dikemas oleh Kantor Pariwisata dan Kebudayaan Jember.

     Melalui museum itu, ia ingin menyampaikan kepada masyarakat luas bahwa tembakau tidak hanya dilihat dari produk rokok saja yang saat ini memang menjadi sorotan dunia kesehatan, namun tembakau juga bermanfaat untuk masyarakat melalui produk turunannya.

     "Jember dulu sangat dikenal oleh dunia internasional khususnya Eropa karena tembakaunya, namun saat ini perlahan-lahan ingatan tersebut mulai luntur. Potensi tembakau di Jember seharusnya bisa menjadi paket wisata yang menarik," paparnya.

     Museum itu rencananya akan dilengkapi miniatur gudang atak, gudang pengeringan tembakau, dan juga cangkul milik George Birnie, warga negara Belanda keturunan Skotlandia yang membuka perusahaan perkebunantembakau pertama di Jember tahun 1850.

Perpustakaan dan SNI Corner Tembakau
     Selain melihat berbagai macam daun tembakau dan produk diversifikasi tembakau, pengunjung juga bisa mempelajari lebih jauh tentang tembakau seperti cara bercocok tanam dan lain-lain melalui puluhan buku-buku yang dipajang dan berjejer rapi di sejumlah rak buku yang unik berbentuk lingkaran.

     Di museum tembakau, juga disajikan film dokumenter sejarah masyarakat sejak zaman Belanda bercocok tanam tembakau, sehingga pengunjung semakin memahami tentang tanaman yang menjadi warisan turun temurun untuk ditanam warga Jember itu.

     "Meskipun ruangannya tidak terlalu besar, namun museum tembakau yang dikelola UPT Pengujian Sertifikasi Mutu Barang dan Lembaga Tembakau Disperindag Jatim di Jember cukup lengkap, sehingga kami menjadi lebih paham tentang tembakau," kata Kepala Kantor Pariwisata dan Kebudayaan Jember, Sandi Suwardi Hasan.

     Ia berharap museum tersebut menjadi salah satu daya tarik wisatawan untuk datang ke Kabupaten Jember yang memang dikenal sebagai "Kota Tembakau".

      Ke depan, potensi wisata tembakau bisa dikembangkan menjadi salah satu destinasi wisata di Jember karena banyak perusahaan dan sentra tembakau yang bisa dikemas menjadi paket wisata unik untuk para wisatawan mancanegara.

     Tidak hanya itu, di museum tersebut pengunjung juga bisa melihat SNI Corner yakni merupakan inovasi baru dari Badan Standarisasi Nasional (BSN) untuk meningkatkan persepsi masyarakat dengan menghadirkan perpustakaan mini yang berisi tentang informasi SNI. 

     UPT Pengujian Sertifikasi Mutu Barang dan Lembaga Tembakau Jember merupakan mitra BSN dalam penilaian kesesuaian khususnya untuk standar tembakau yang aktif melakukan kerja sama dalam kegiatan penerapan SNI sebagai kepanjangan tangan BSN dalam menerapkan standardisasi di Jember.

     SNI Corner di Lembaga Tembakau Jember itu merupakan ketiga di Indonesia setelah sebelumnya ada di IPB dan ITS, serta merupakan yang pertama di luar lingkungan universitas.

     Nah, bagi anda yang penasaran dengan museum tembakau, silakan singgah di UPT Pengujian Sertifikasi Mutu Barang dan Lembaga Tembakau di Jember, bahkan, pengunjung diperbolehkan merokok di museum tembakau tersebut. (*)


Pewarta: Zumrotun Solicha

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015