Surabaya (Antara Jatim) - Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Surabaya meresmikan "Master Meter" untuk melayani warga yang kesulitan mendapatkan air PDAM di kawasan Legundi, Kelurahan Ketabang, Kecamatan Genteng, Kota Surabaya, Selasa. "Ini merupakan upaya PDAM agar warga yang dulu tidak dapat menikmati air bersih secara langsung, bahkan tidak dapat mengurus pemasangan sambungan air baru, kini dapat menikmati air bersih secara langsung," kata Dirut PDAM Surabaya Ashari Mardiono saat meresmikan "Master Meter". Menurut dia, PDAM terus melakukan upaya percepatan demi mewujudkan target cakupan pelanggan 100 persen pada 2019 mendatang, salah satunya melalui program "Master Meter" yang diperuntukkan bagi warga Kota Pahlawan yang selama ini tinggal di kawasan sulit dijangkau pipa PDAM. Ashari mengatakan selama ini warga yang menempati wilayah yang tidak bisa dipasangi pipa PDAM dikarenakan status tanahnya merupakan tanah milik PT Kereta Api (KA). Karena status legal tanahnya itulah, PDAM harus membayar sewa bila ingin memasang pipa. "Master Meter ini merupakan upaya solutif untuk mengatasi masalah tersebut," katanya. Ia mengatakan ini merupakan upaya PDAM agar warga yang dulu tidak dapat menikmati air bersih secara langsung, bahkan tidak dapat mengurus pemasangan sambungan air baru, kini dapat menikmati air bersih secara langsung," katanya. Ashari mengatakan sejauh ini, layanan "Master Meter" sudah mencakup 259 rumah tangga yang berada di beberapa titik, di antaranya meliputi wilayah Kanginan, Legundi, Ngemplak, Greges I dan Greges II. Program yang merupakan kerja sama dengan Indonesia Urban Water Sanitation and Hygine (IUWASH) melalui USAID serta PDAM Kota Surabaya juga dibantu oleh Forum Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) agar masyarakat mampu secara swadaya melakukan perawatan dan sosialisasi kepada warga sekitar tentang master meter. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini seusai peresmian, memberikan apresiasinya terhadap program "Master Meter" yang merupakan bagian dari komitmen Pemkot Surabaya untuk melayani warganya dalam hal mendapatkan air bersih. Rismaharini menjelaskan tanpa adanya program ini, bila PDAM Surya Sembada memasang pipa air di tanah milik PT KA, maka harus membayar sewa. "Ada cara lain untuk kita tetap bisa membantu masyarakat. Caranya kemudian kita buat Master Meter. Ini merupakan solusi yang sangat tepat. Ini merupakan upaya untuk melayani warga dalam penggunaan air bersih," tegas wali kota. Ia berharap karena warga bisa memakai layanan air PDAM, maka, biaya yang dikeluarkan akan jauh berbeda dari sebelumnya. Karena itu, wali kota berharap uang kelebihan imbas dari manfaat hemat layanan air PDAM Surya Sembada tersebut, bisa dimaksimalkan warga untuk kepentingan sekolah anak-anaknya. "Kalau sudah gunakan PDAM, tagihannya murah sekali. Uangnya yang kemarin bayar mahal, bisa ditabung untuk sekolahkan anak-anaknya. Kalau sebelumnya sampai SMA, sekarang harus bercita-cita sampai perguruan tinggi," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015