Oleh Sri Muryono Surabay (Antara) - Kongres ke-4 Partai Demokrat berlangsung mulai 12 Mei di Surabaya, Jawa Timur, dengan agenda terpenting, yaitu memilih kepengurusan baru dan menyusun program kerja. Hingga menjelang dibukanya kongres pada Selasa malam, tampaknya kongres akan berlangsung "adem" dan damai. Kongres juga akan menjadi momentum untuk kembali menempatkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai ketua umum. Hal itu karena hingga kini belum ada tokoh yang "berani" menyatakan akan mencalonkan diri sebagai ketua umum dengan menggalang dukungan dari pemilik suara dalam kongres. Karena itu, ada kemungkinan yang semakin nyata bahwa SBY akan menjadi calon tunggal. Kalau kemungkinan itu benar-benar terwujud, maka partai ini kembali melanjutkan "tradisi" bahwa pemilihan ketua umum tidak banyak hiruk-pikuk di internalnya. Dari empat kali kongres, hanya Kongres Partai Demokrat yang berlangsung di Bandung (Jawa Barat) yang diwarnai persaingan ketat calon ketua umum. Ketika itu, ada tiga calon ketua umum yang bersaing, yaitu Anas Urbaningrum, Andi Mallarangeng dan Marzuki Alie. Bahkan pemilihan ketua umum berlangsung melalui pemungutan suara (voting) yang akhirnya, dimenangkan oleh Anas. Ketua DPP Partai Demokrat Herman Khaeron mengungkapkan keyakinannya bahwa Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan terpilih kembali menjadi ketua umum karena hingga menjelang perhelatan tersebut dibuka, belum ada calon lain. Dukungan Dalam konferensi pers yang dilakukan sebelum kongres, Ketua Harian Partai Demokrat, Syarief Hasan mengatakan bahwa untuk maju sebagai ketua umum maka seseorang harus mendapatkan dukungan tertulis dari 40 persen pengurus. Dukungan itu harus diserahkan kepada panitia pengarah sebelum kongres dilaksanakan. Persyaratan dukungan itu seperti halnya "presidential treshold" dan "parliamentary treshold". "Wajar jika ada calon lain selain SBY ingin maju harus mendapatkan dukungan tertulis seperti dukungan yang telah diberikan kepada SBY oleh pengurus-pengurus DPC dan DPD seluruh Indonesia," katanya. Partai Demokrat (PD) membuka seluas-luasnya kepada siapa pun kader yang mau maju menjadi ketua umum. Tapi ada syarat yang harus dipenuhi dan dijunjung tinggi. arus ada tatanan seperti halnya 'presidential treshold' dan 'parliamentary treshold',". Calon yang ingin maju jadi ketua umum (ketum) tidak perlu mendaftarkan sendiri namanya, bisa timnya. Baru SBY Wakil Ketua Majelis Tinggi Marzuki Alie dan senator Gede Pasek Suardika sebelumnya telah menyatakan akan mencalonkan diri. Namun, menurut Syarief, belum ada satu orang pun yang mendaftarkan diri menjelang kongres. Semua dukungan tertulis baru ada dari pengurus DPC dan DPD yang mendukung SBY menjadi ketum. Mengenai logika pengajuan syarat dengan tata cara organisasi bahwa syarat baru dibuat dalam pembahasan tata tertib dan bukan ditetapkan oleh "incumbent", Syarief pun membenarkan. Menurut dia, besaran syarat itu baru rancangan yang akan diputuskan dalam pembahasan tata tertib (tatib). Syarat yang akan diputuskan dalam pembahasan tatib pun persentasenya moderat sehingga memungkinkan akan ada tiga calon yang bisa bersaing dalam kongres. "Sejak awal berdirinya partai sebenarnya kompetisi terbuka sekali. Semua kader dipersilahkan," katanya. Tapi belajar dari pengalaman, PD mengalami krisis. "Kita tidak mau itu terulang. Kita mau harus ada koridor yang membatasi," katanya. Rancangan Syarief menegaskan bahwa syarat 40 persen itu baru usulan. Syarat itu juga bukan usulan pribadinya tapi usulan hasil rapat para pengurus DPP. Rencananya rancangan itu baru akan ditetapkan dalam pembahasan tatib. "Jadi itu baru rancangan saja dan belum menjadi keputusan," katanya. Partai Demokrat tampaknya sedang berupaya seperti Partai Gerindra, Partai Hanura dan PDIP yang selalu sepakat dan aklamasi memilih ketua umumnya. "Memang di alam demokrasi seperti sekarang, ada paham yang mengatakan perlu kompetisi, tapi juga ada yang musyawarah dan mufakat. Gerindra, Hanura dan PDIP 'kan ketumnya juga ditetapkan," katanya. Dari aroma politik yang berkembang di kongres dan pernyataan Syarif Hasan itu, tampaknya terbuka peluang yang sangat luas bagi SBY menjadi calon tunggal untuk melanjutkan kepemimpinannya di kongres ini.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015