Nganjuk (Antara Jatim) - Dinas Pertanian Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, memprediksi hasil panen pertanian pada 2015 lebih bagus daripada hasil panen sebelumnya yakni dari rata-rata panen,sebelumnya hanya 6,7 ton per hektare menjadi 7 ton per hektare.
"Cuaca musim ini lebih bagus, terjadi banjir pun tidak sampai lama dan air cepat surut, sehingga kami prediksi hasil panen lebih bagus daripada panen sebelumnya," kata Kepala Seksi Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Nganjuk Agus Yuni di Nganjuk, Selasa.
Ia mengatakan, hasil panen pada 2014 mencapai 5,82 juta kuintal dari 25 kecamatan yang ada di Kabupaten Nganjuk. Luas panen itu dari 86 hektare lahan pertanian di kabupaten ini.
Ia memprediksi, dengan rata-rata panen 7 ton per hekare, hasil panen pada musim hujan pertama tahun ini lebih bagus. Sejumlah daerah yang menghasilkan padi dengan jumlah besar di antaranya Kecamatan Prambon, Tanjunganom, Baron, Sukomoro, serta beberapa kecamatan lainnya.
Namun, Agus mengatakan, data pasti produksi padi saat ini masih direkapitulasi, sehingga belum mengetahui berapa pastinya hasil produksi gabah saat ini. Ia hanya menegaskan, rata-rata produksi padi meningkat.
Selain karena cuaca yang lebih bagus daripada saat musim panen sebelumnya, Agus mengatakan, tingkat serangan hama saat ini juga relatif lebih rendah. Serangan itu baik tikus, wereng, maupun hama potong leher, dan hal ini mendorong produksi gabah juga lebih baik.
Pihaknya mengatakan, selama musim tanam di musim penghujan pertama ini, luas serangan hama potong leher sekitar 80 hektare baik dengan intensitas sedang ataupun berat. Sementara itu, untuk hama wereng hanya sekitar 12 hektare baik sedang ataupun berat.
Tingkat serangan itu dinilai tidak akan terlalu mengganggu hasil produksi pertanian padi, mengingat luas serangan yang masih minim jika dibandingkan dengan luas lahan yang panen, sampai 86 hektare.
Ia juga mengatakan, dinas juga langsung bertindak dengan adanya laporan serangan hama itu, salah satunya pemberian obat yaitu disemprot dengan fungisida. Dengan tindakan itu, intensitas serangan hama bisa dikurangi.
Pihaknya juga yakin, hasil panen di Kabupaten Nganjuk nantinya masih surplus, sehingga masih mencukupi kebutuhan pangan. Daerah ini juga masih dijadikan sebagai daerah penyangga ketahanan pangan di Indonesia, khususnya di Jatim. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015