Surabaya (Antara Jatim) - Pelajar SMAK Gloria-1 Surabaya, Jawa Timur, Christoph Andrew Angkadjaja, meraih perunggu pada "22nd International Conference of Young Scientst" (ICYS ke-22) di Izmir, Turki, pada 19-25 April 2015. "Medali perunggu itu saya peroleh untuk karya berupa Auxanometer (alat ukur ketinggian tumbuhan) Digital," katanya didampingi guru fisika yang merupakan pembimbing, Winata Sentana, di perpustakaan sekolah setempat, Senin. Menurut dia, Auxanometer itu biasanya bersifat manual, namun dirinya bersama seorang rekannya merancang Auxanometer yang bersifat digital (daring/dalam jaringan internet) yang bisa dipantau dari jarak jauh. "Misalnya, Auxanometer Digital itu diletakkan di Hutan Amazon di Amerika, maka hasilnya bisa dipantau dari Surabaya, karena diberi Arduiono (semacam mikro-kontroler) yang mampu mengubah data perkembangan ketinggian tanaman yang manual menjadi digital," katanya. Ia menjelaskan Auxanometer Digital itu terdiri dari Auxanometer manual yang dibuat sendiri dengan diberi tali yang diikatkan pada pangkal daun, sehingga perubahan ketinggian akan membuat tali bergerak dan secara otomatis akan menunjukkan angka (ukuran ketinggian) yang terjadi. "Hasil ukuran itu dihubungkan dengan Aurdiono yang mengubah data manual menjadi digital, lalu diteruskan ke jaringan internet, sehingga hasilnya bisa dipantau melalui gadget dimanapun," katanya. Bahkan, hasil pemantauan pun bisa diprogram dalam ukuran detik, menit, jam, hari, minggu, dan seterusnya. "Saya memakai tanaman kacang hijau, karena perubahan ketinggian kacang hijau itu cepat hingga 1-2 centimeter," katanya. Selain itu, ia melengkapi Auxanometer Digital itu dengan sensor suhu dan cahaya, sehingga kondisi yang dialami tanaman dalam suhu dan keadaan apapun dapat diketahui, sehingga bila ada pelambatan pertumbuhan akan dapat diketahui penyebabnya, apakah suhu, cahaya, atau apa. "Dalam kompetisi itu, saya mempresentasikan Auxanometer Digital itu, karena penilaian ICYS meliputi presentasi, makalah, dan alat, namun presentasi lebih dominan, karena ICYS merupakan konferensi para peneliti muda," katanya tentang kompetisi yang diikuti 100-an pelajar dari 25 negara yang mayoritas Eropa itu. (*)

Pewarta:

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015