Surabaya (Antara Jatim) - Sekitar 1.000 koleksi Museum Kota Surabaya berisi benda-benda bersejarah dalam kaitan perjalanan Kota Surabaya yang berada di lantai I gedung SIOLA mulai Minggu ini resmi dibuka untuk umum. Para pelajar hingga orang tua yang mengajak putra-putrinya, terlihat antusias menyaksikan satu demi satu koleksi Museum Surabaya yakni dari mulai arsip kependudukan sejak tahun 1837, baju Dinas Pemadam Kebakaran sejak zaman Belanda, juga dua becak yang berwarna biru dan putih. "Menurut saya bagus sekali. Dengan adanya Museum Surabaya ini, saya bisa mengajarkan kepada anak-anak tentang sejarah Surabaya. Saya pun yang awalnya hanya tau wali kota Surabaya mulai era pak Soenarto Soemaprawiro, ternyata sejak tahun 1916 sudah ada wali kota," kata Farid (38), warga Mulyorejo yang mengajak istri dan kedua anaknya untuk menikmati koleksi Museum Surabaya. Salah satu "corner" di Museum Surabaya yang menjadi favorit pengunjung adalah deretan foto wali kota Surabaya dari mulai Wali Kota Surabaya pertama, Mr A Meyroos, yang menjabat pada 1916 hingga 1920, sampai era Wali Kota Tri Rismaharini sekarang. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini ketika meresmikan Museum Surabaya, berharap warga Surabaya terutama pemuda dan anak-anak, bisa lebih mengetahui sejarah kotanya melalui rumah benda-benda bersejarah tersebut. "Ide ini sebenarnya sudah ada sejak saya menjabat wali kota. Dengan adanya Museum Surabaya ini, anak-anak bisa belajar. Generasi muda bisa tahu tentang sejarah Kota Surabaya,' tegas wali kota. Setelah menyampaikan sambutan kemudian memotong pita untaian bunga, tanda diresmikannya Museum Surabaya, wali kota lantas mengajak undangan yang hadir untuk berkeliling ke tiap sudut museum. Dijelaskan wali kota, koleksi yang ada di Museum Surabaya dibuat pertema, semisal tentang sejarah daftar wali kota Surabaya, catatan kependudukan, penanganan kebakaran semisal mobil PMK tahun 60-an yang dulunya dipakai untuk memadamkan kebakaran yang terjadi di SIOLA, juga pengelolaan kota, serta transportasi. Ia mencontohkan becak yang berwarna biru, itu dulunya merupakan becak untuk mengangkut penumpang pada pagi hari. Sementara becak yang berwarna putih digunakan pada malam hari. "Mungkin ini (koleksinya) belum lengkap. Tetapi kami mencoba untuk menghargai peninggalan sejarah. Kami yakin koleksinya masih akan terus bertambah. Kami juga ingin (data/foto) seniman Surabaya juga ada di sini. Masyarakat boleh ikut berperan untuk menyumbangkan koleksinya," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015