Surabaya (Antara Jatim) - Volume penjualan sigaret kretek tangan (SKT) PT HM Sampoerna Tbk turun 7,1 persen menjadi 5,7 miliar batang selama kuartal I tahun 2015 dibandingkan periode sama pada tahun 2014. "Penurunan itu disebabkan preferensi perokok dewasa yang berubah dari SKT ke sigaret kretek mesin (SKM). Selain itu, ikut dipengaruhi kenaikan pajak cukai dan perubahan ketentuan pembayaran cukai," kata Presiden Direktur PT HM Sampoerna Tbk, Paul Janelle, pada rapat umum pemegang saham (RUPS) dan Paparan Publik Kinerjanya, di Surabaya, Senin. Ia mengungkapkan, penurunan volume penjualan SKT terlihat sejak tahun 2013 hingga kuartal I/2015. Pada tahun 2013, penjualan SKT turun 18 persen menjadi 31,9 miliar batang dibandingkan pencapaian tahun 2012 sebanyak 38,9 miliar batang. "Lalu, pada tahun 2014 penjualan SKT kami turun 22,9 persen menjadi 24,6 miliar batang dibandingkan performa tahun 2013 dengan 31,9 miliar batang. Padahal, tahun 2011 kami pernah mencatatkan penjualan SKT terbaik atau di posisi 34,9 miliar batang dan meningkat menjadi 38,9 miliar batang tahun 2012," ujarnya. Secara keseluruhan, jelas dia, pada kuartal I/2015 pihaknya bisa menjual sebanyak 27,7 miliar batang. Kinerja itu meningkat 8,6 persen dibandingkan volume penjualan kuartal I/2014 sebanyak 25,5 miliar batang. "Selama kuartal I/2015, penjualan kami didominasi 18 miliar batang SKM. Posisi berikutnya sebanyak 5,7 miliar batang SKT dan empat miliar batang sigaret putih mesin (SPM)," katanya. Kemudian, tambah dia, pada kuartal I/2014 kinerja penjualannya secara volume didominasi 15,5 miliar batang SKM. Lalu, 6,1 miliar batang SKT dan disumbang oleh penjualan 3,9 miliar batang SPM. "Dari tahun ke tahun, volume penjualan kami fluktuatif," katanya. Pada tahun 2011, sebut dia, total penjualannya tercapai 91,7 miliar batang dan meningkat menjadi 108,2 miliar batang pada tahun 2012. Performa itu kian meningkat pada tahun 2013 menjadi 111,3 miliar batang. "Namun, tahun 2014 volume penjualan kami turun menjadi 109,7 miliar batang. Dengan kontribusi 69 miliar batang SKM, 24,6 miliar batang SKT, dan 16,1 miliar batang SPM," katanya. Meski demikian, lanjut dia, kini portofolio sigaret kretek mesin (SKM) tetap menjadi pendorong utama pertumbuhan bisnisnya. Selama kuartal pertama tahun 2015, Sampoerna melaporkan kenaikan pendapatan dan laba bersih yang lebih tinggi dibandingkan dengan kinerja yang lemah di kuartal pertama tahun 2014. Penjualan bersih tercatat sebesar Rp21,6 triliun pada kuartal pertama tahun 2015 atau mengalami kenaikan sebesar 17,7 persen dari Rp18,3 triliun pada kuartal pertama tahun 2014. "Laba bersih tumbuh menjadi Rp2,9 triliun dari Rp2,8 triliun pada periode yang sama pada tahun 2014. Pada RUPS hari ini, kami juga telah menyetujui pembagian dividen sebesar Rp4.273.425.000.000 atau Rp975 per lembar saham," katanya.(*)

Pewarta:

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015