Tulungagung, (Antara Jatim) - Satu dari dua pemuda yang diduga menjadi pelaku pembunuhan berencana seorang pelajar SMA PGRI 1 Tulungagung, Bima Olga Yogantara Rahayu (18), pada 14 Februari 2015, akhirnya menyerahkan diri ke Polres Tulungagung, Jawa Timur. "Ya, satu pelaku sudah menyerahkan diri pada Jumat (24/4) setelah hampir tiga bulan dinyatakan buron," kata Kasubbag Humas Polres Tulungagung, AKP Hartoyo di Tulungagung, Senin. Ia mengungkapkan, proses penyerahan diri salah satu pelaku pembunuhan yang diidentifikasi bernama Kukuh Nugraha (28) berlangsung alot, setelah pihak kepolisian dibantu perangkat desa dua pekan melakukan pendekatan pada pihak keluarga. "Pihak kepolisian melakukan pendekatan terhadap keluarga pelaku kurang lebih selama dua pekan, agar membujuk pelaku menyerahkan diri," paparnya. Usaha itu membuahkan hasil. Dua pekan setelah dilakukan pendekatan secara intensif, kata Hartoyo, Kukuh yang diketahui lari bersembunyi di Sumatera menghubungi orang tuanya dan memastikan akan kembali ke Tulungagung. Pelaku yang diduga anggota komunitas gay tersebut kemudian menyerahkan diri ke polisi pada Jum’at (24/4) malam, dengan diantar kedua orang tua dan kepala desa, ke Mapolres Tulungagung. "Kini pelaku sudah berada di Mapolres Tulungagung, dan masih dalam proses penyidikan guna mengetahui motif dari pembunuhan tersebut," jelasnya. Pengakuan Kukuh, setelah kejadian dirinya bersembunyi di beberapa tempat. Barang berharga milik korban juga dijual dan uangnya dipakai untuk makan ketika melarikan diri. Pelarian pelaku setelah kejadian di daerah Banten dia tinggal dirumah temannya, namun beberapa minggu dia kembali lagi di Tulungagung di Desa Tugu Kecamatan Rejotangan dia juga sempat bekerja di bangunan selama satu minggu. Karena masih merasa gelisah menjadi incaran polisi, dirinya pindah tempat lagi di Desa Dongko, Kecamatan Dongko, Kabupaten Trenggalek dirinya bersembunyi di tengah hutan. "Setelah kejadian saya lari ke Banten, kembali ke Tulungagung, dan di Trenggalek," katanya. Dia melanjutkan, dia memutuskan untuk meninggalkan Jawa dan mencari persembunyian di luar Jawa, yakni di Sumatera di rumah neneknya. Ternyata keberadaannya di Sumatera juga diendus oleh pihak kepolisian. Diberitakan Sabtu (14/2/2015), sekitar pukul 12.00 WIB, tiga orang remaja yang masih duduk di bangku SMP secara tidak sengaja menemukan sesosok mayat pria di dalam gudang bekas PG Koenir, di Desa Kunir, Kecamatan Ngunut. Mayat pemuda yang belakangan diketahui sebagai Bima Olga Yogantara Rahayu (18) itu tewas mengenaskan dengan tali plastik masih menjerat di leher menggunakan simpul mati. Ada bekas luka dan bercak darah di beberapa bagian tubuh korban. Polisi yang menyelidiki kasus itu mendapati fakta bahwa korban yang bekerja paruh waktu di sebuah warung kopi di Kecamatan Ngunut itu dilaporkan keluarganya telah "menghilang" sejak Kamis (12/2) atau dua hari sebelum ditemukan tewas. Korban Yoga yang duduk di bangku kelas XII itu diketahui pula sudah tidak masuk sekolah ataupun masuk kerja sejak hari yang sama, sehingga membuat keluarganya kebingungan. Saat ditemukan, korban Yoga mengenakan setelan jeans hitam dipadu kaos warna gelap mirip pakaian yang biasa dikenakan anggota komunitas "punkers" (sebutan untuk penggemar aliran musik punk jalanan). (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015