Seolah menjadi "tradisi", Kapolda Jatim Irjen Pol Anas Yusuf pun tak lupa meminta jajarannya untuk mengantisipasi aksi memperingati Hari Buruh Internasional (Mayday) 2015. Saat memimpin serah terima jabatan Wakapolda Jatim, tiga pejabat utama Polda Jatim, dan Kapolrestabes Surabaya di Mapolda Jatim (23/4) itu, ia menyebut "tantangan baru" Jatim di hadapan para pejabat baru itu. Sederet "tantangan baru" dimaksud, yakni jaringan radikal, konflik dualisme parpol, pilkada serentak, pro-kontra kebijakan baru bidang energi, dan "new crime". Namun, mantan Wakabareskrim Polri yang menjabat Kapolda Jatim sejak 3 September 2014 itu pun tak lupa menyebut "tantangan" dalam beberapa hari ke depan yakni "Mayday". "Kita akan 'all out' (dalam pengamanan Mayday), nanti kita minta serikat pekerja untuk turut menciptakan situasi yang kondusif," tutur pejabat kelahiran Brebes, Jawa Tengah itu. Alumnus Akpol 1984 itu berpendapat keinginan para buruh dalam mengemukakan pendapat itu merupakan hak, tapi para buruh juga mempunyai kewajiban untuk mendukung kondusivitas. "Kewajiban itu, misalnya, menyampaikan pemberitahuan kepada kita, sehingga kita bisa amankan, itu kewajiban kita untuk mengamankan," papar mantan ketua tim penjemput Muhammad Nazaruddin (buron dalam kasus suap Korupsi Wisma Atlet Hambalang) ke Kolombia itu. Selain itu, pejabat yang berpengalaman di bidang reserse itu meminta para buruh juga menyiapkan koordinator lapangan, misal ada 100 orang maka setiap 10 orang harus ada seorang kordinator lapangan. "Untuk Surabaya, titik pengamanan ada di (Gedung Negara) Grahadi, karena itu untuk daerah banyak pabrik (Gresik, Pasuruan, Sidoarjo, Malang) untuk demo di daerah masing-masing. Jangan semuanya ke Surabaya, kecuali perwakilan saja," tukasnya. (*)

Pewarta:

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015