Bojonegoro (Antara Jatim) - Kawasan hutan di Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Parengan, Tuban, Jawa Timur memiliki potensi batu akik, dengan lokasi di Gua Putri Asih di Kecamatan Montong, yang tertutup untuk pengunjung karena rawan runtuh. "Potensi batu di Gua Putri banyak mengandung kapur, sehingga kualitasnya kemungkinan tidak terlalu bagus, kalau dimanfaatkan untuk batu akik," kata petugas Perhutani Kesatuan Bisnis Mandiri Wisata dan Jasa Lingkungan II Jawa Timur, Achmad Yudhi di Tuban, Senin. Namun, ia mengakui potensi batu di Gua Putri Asih di Kecamatan Montong, banyak diburu pemburu batu akik. "Informasinya memang Gua Putri sering dimasuki orang untuk mengambil batu yang ada di dalam gua. Hanya saja saya masih belum pernah memergoki secara langsung ada orang mengabil batu di Gua Putri Asih," ucapnya. Menurut dia, batu berwarna-warni di dalam gua lokasinya di atap, sehingga untuk bisa memperoleh batu di Gua Putri Asih harus memanfaatkan tangga. Lebih lanjut ia menjelaskan, Gua Putri Asih ditemukan pada 2002 dan sempat menjadi obyek wisata dan banyak dikunjungi wisatawan domestik (wisdom), sebelum akhirnya tertutup untuk umum sejak 2006. Penutupan Gua Putri Asih, menurut dia, karena rawan runtuh berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Tim Universitas Gajahmada (UGM). "Saya kurang tahu kemungkinan Gua Putri dibuka kembali dijadikan sebagai obyek wisata," ucapnya. Dari keterangan yang diperoleh, Gua Putri Asih di Kecamatan Montong memiliki sembilan ruangan, lokasinya di petak 30 KPH Parengan, Tuban. "Meskipun tertutup untuk umum, tapi guanya bisa dimasuki. Tanpa penerangan bisa masuk ke dalam sekitar 100 meter," jelas seorang warga Kecamatan Montong, Andik yang berada di sekitar Gua Putri. Administratur KPH Parengan, Tuban Daniel Budi Cahyono menyatakan hal yang sama bahwa potensi batu akik di Gua Putri banyak mengandung kapur. "Warna batuan di Gua Putri memang warna-warni, tapi kalau diproses kurang bagus, sebab banyak mengandung kapur," tuturnya, menegaskan. Ia menambahkan KPH Parengan memiliki kawasan hutan sekitar 17 ribu hektare, di antaranya di Kecamatan Montong, Singgahan, Parengan, Tuban, juga di Kecamatan Malo, Bojonegoro.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015